Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

D29- Kajian Model Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Era Indonesia 4.0 Studi Kasus Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur (Zaenal Komar; Prof. Dr. Keri Lestari, M.Si; Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M,Sc., Ph.D)


Tujuan: Sistem Informasi Manajemen Farmasi (SIMF) yang efisien sangat diperlukan dalam proses operasional kefarmasian. Namun, SIMF konvensional di ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20230009D29Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D29
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    D29
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Tujuan: Sistem Informasi Manajemen Farmasi (SIMF) yang efisien sangat diperlukan dalam proses operasional kefarmasian. Namun, SIMF konvensional di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu- Sub Unit di Indonesia masih dilakukan secara manual, sehingga menimbulkan beban kerja administrasi yang tinggi bagi petugas dan meningkatkan risiko kesalahan dalam proses pengadaan. Oleh karena itu, dilakukan mengembangkan aplikasi SIMF berbasis internet pertama yang diberi nama “SIMO”, kependekan dari Sistem Informasi Obat Puskesmas, untuk diimplementasikan di Puskesmas dan Sub Unit di Cianjur – Jawa Barat-Indonesia.
    Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Eksperiment, , Teknik sampling : kuota sampling (PKM- Sub Unit) dan Judgement Sampling ( DINKES) Dengan kuota didasarkan pada kriteria inklusi .
    Aplikasi SIMO di terapkan pada tiga Puskesmas dan Sub Unit terpilih serta Instalasi Farmasi (IFK) di Cianjur- Jawa Barat-Indonesia, Total 21 responden dilibatkan pada penelitian ini. Semua peserta telah dilatih tentang aplikasi SIMO, dan diminta untuk mengisi kuesioner penilaian diri untuk kinerja manajemen persediaan obat sebelum dan sesudah penerapan SIMO untuk menghitung kesenjangan skor kinerja.
    Hasil: Beberapa Puskesmas dan IFK mengalami kekurangan dalam rekrutmen apoteker. Karena kekurangan tersebut, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan tidak dapat dilakukan sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian yang ideal. Terlihat bahwa skor kinerja semua indikator meningkat setelah penerapan SIMO. Sebelum penerapan SIMO, rata-rata±SD adalah 63,20±5,99, sedangkan skor kinerja setelah menggunakan SIMO adalah 80,82±2,70. Dengan gap mean±SD sebesar 17,62±4,26, analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara proses manual SIMF dan proses otomatis menggunakan SIMO (p=0,014, diuji dengan uji T sampel berpasangan). Kesimpulan: aplikasi SIMF yang diberi nama SIMO ini terbukti signifikan dalam meningkatkan kinerja pelayanan kefarmasian dan mampu mengurangi manajemen risiko selama proses penegelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Sub Unit, Puskesmas, dan IFK – Cianjur- Jawa Barat- Indonesia.

    Kata kunci: Kesehatan, pelayanan kefarmasian, SIMF- Sistem Informasi Obat Puskesmas (SIMO), pengembangan aplikasi
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi