Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

TINJAUAN YURIDIS PENETAPAN PERKAWINAN ANAK PELAKU DENGAN KORBAN TINDAK PIDANA KESUSILAAN BERDASARKAN UNDANG - UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK


Pencabulan anak merupakan perbuatan pidana yang merupakan
penyimpangan moral dan pelanggaran hukum yang sering terjadi

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    202/2018202/2018Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja FH UnpadTersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Hukum
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    202/2018
    Penerbit Fakultas Hukum UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    vi, 124 hal, 30 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pencabulan anak merupakan perbuatan pidana yang merupakan
    penyimpangan moral dan pelanggaran hukum yang sering terjadi
    dalam
    masayarakat. T
    idak sedikit
    dari mas
    y
    a
    rakat yang menjadi korban tindak
    pidana kesusilaan ini kemudian dinikahkan dengan pelaku denga
    n
    berbagai alasan yang dilatarbelakangi oleh keyakinan, budaya, kondisi
    masyarakat yang religius dan kepercayaan yang dianut masyarakat
    setempat.
    Kondisi ini kemudian sering dimanfaatkan pelaku untuk
    mengindar dari jeratan hukum dengan dalih telah memperta
    nggung
    jawabkan perbutannya dengan menikahi korban. Penelitian ini bertujuan
    untuk mengetahui
    apakah pernikahan tersebut melindindungi hak
    -
    hak
    anak dan bagaimana pertanggungajawaban pidana pelaku anak terhadap
    korban yang keduanya masih dibawah umur.
    Metod
    e penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yang
    menitik beratkan pada data sekunder dengan spesifikasi de
    skriptif analitis,
    yaitu memapa
    r
    k
    an tentang peraturan yang berlaku dan kebijakan
    apa
    yang perlu diambil untuk mengatasi maslah tersebut.
    Hasi
    l
    penelitian
    menunjukan bahwa adanya
    ketidak sepahaman
    antara undang

    undang perkawinan dan undang
    -
    undang perlindungan
    anak terhadap pen
    etapan perkawinan anak
    terkait perlindungan terhadap
    korban
    anak. Penetapan perkawinan jelas melanggar undang
    -
    undang
    perl
    indungan anak, namun dengan pertimbangan hukum yang hidup
    dalam masyarakat maka dispensasi perkawinan merupakan solusi
    alternatif bagi korban tindak pidana kesusilaan. Perbuatan pidana pelaku
    anak tetap harus melalui proses hukum karena secara nyata telah
    melanggar undang
    -
    und
    ang, meskipun pelaku kejahatan adalah anak
    namun pola diversi pada undang
    -
    udang 11 tahun 2012 tidak dapat
    diterapkan karena kejahatan yang terjadi merupakan pengecualian dari
    diversi, namun pola r
    e
    storatif jutice tetap harus diterapkan
    dalam proses
    pe
    nangananya, penetapan perkawinan oleh pengadilan
    perdata dapat
    dianggap sebagai bagian
    restoratif justice yang kemud
    ian putusan
    penetapan perkawinan
    tersebut dapat menjadi pertimbangan hakim dalam
    memutus hukuman bagi pelaku.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi