Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

ST U DI K AS US PUT US AN PE NG AD IL A N AG A M A CI AN J U R NOMOR 1808/PDT.G/2018/PA.CJR TENTANG PEMBATALAN PERKAWINAN DIKARENAKAN ADANYA PEMALSUAN AKTA CERAI YANG DILAKUKAN OLEH ISTRI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN, HUKUM ISLAM, DAN UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA


Perceraian merupakan putusnya hubungan perkawinan antara suami dan
istri. Suatu perceraian harus adanya alasan yang kuat antara suami dan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    023/2022023/2022Perpustakaan Prodi S1 FH Unpad JatinangorTersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Hukum
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    023/2022
    Penerbit Fakultas Hukum UNPAD : Jatinangor Sumedang.,
    Deskripsi Fisik
    xii,86 halaman
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Perceraian merupakan putusnya hubungan perkawinan antara suami dan
    istri. Suatu perceraian harus adanya alasan yang kuat antara suami dan istri tidak
    dapat rukun kembali sebagai suami istri. Dalam Pasal 65 Undang-Undang
    Peradilan Agama menegaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan
    sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak
    berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Salah satu kasus dalam Putusan
    Pengadilan Agama Cianjur Nomor 1808/Pdt.G/2018/PA.Cjr yang mana
    Penggugat mengajukan gugatan pembatalan perkawinan terhadap perkawinan
    Tergugat I dan Tergugat II yang menggunakan akta cerai palsu karena Tergugat I
    tidak pernah melakukan persidangan perceraian di Pengadilan Agama Cianjur
    dengan Penggugat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan
    pembatalan perkawinan karena pemalsuan akta cerai berdasarkan Hukum Islam
    dikaitkan dengan Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam dan
    akibat hukum pembatalan perkawinan terhadap Penggugat dan Tergugat I serta
    Tergugat I dan Tergugat II dikaitkan dengan Undang-Undang Perkawinan dan
    Undang-Undang Peradilan Agama.
    Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan
    spesifikasi penelitian berupa deskriptif analitis melalui data sekunder yang
    dilakukan melalui studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah
    metode normatif kualitatif.
    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, keabsahan
    pembatalan perkawinan terhadap perkawinan Tergugat I dan Tergugat II telah
    sesuai dengan ketentuan Hukum Islam, Undang-Undang Perkawinan, dan
    Kompilasi Hukum Islam. Kedua, akibat hukum dari Putusan Pengadilan Agama
    Cianjur Nomor 1808/Pdt.G/2018/PA.Cjr terhadap Penggugat dan Tergugat I
    adalah masih terikat perkawinan karena tidak melakukan persidangan perceraian
    di Pengadilan Agama Cianjur, sementara terhadap Tergugat I dan Tergugat II
    adalah perkawinan tersebut dianggap tidak pernah terjadi dan Tergugat I dan
    Tergugat II tidak berhak atas harta satu sama lain.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi