Detail Cantuman

Image of Flaming Netizen dan Konflik di Instagram Ridwan Kamil Dalam Pilgub Jabar 2018 : Kajian Netnografi Mengenai Flaming Netizen dan Konflik di Instagram Ridwan Kamil Dalam Pilgub Jabar 2018

Disertasi/Tesis/Skripsi  

Flaming Netizen dan Konflik di Instagram Ridwan Kamil Dalam Pilgub Jabar 2018 : Kajian Netnografi Mengenai Flaming Netizen dan Konflik di Instagram Ridwan Kamil Dalam Pilgub Jabar 2018


ABSTRAK Irdan Hildansyah. 210120160010.Flamingmencakup ucapan sumpah serapah, mengejek, memberikan nama julukan (name-calling) dan kata-kata ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    K2K519006.754 IRD pPerpustakaan FIKOM UNPAD (Rak Layanan Karya Ilmiah)Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Ilmu Komunikasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    006.754 IRD p
    Penerbit Fikom Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    vi, 141 hlm. : Ilus. ; 29.5 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    006.754 IRD p
    Tipe Isi
    text
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK Irdan Hildansyah. 210120160010.Flamingmencakup ucapan sumpah serapah, mengejek, memberikan nama julukan (name-calling) dan kata-kata rasissehingga menimbulkan konflik.Dalam perspektif cultural studies, internet merupakan ruang di mana kulturyang terjadi tersebut diproduksi, didistribusikan, lalu dikonsumsi.Mengingat yang diteliti masuk ke dalam konteks ruang siber, peneliti menggunakan metode netnografi. Bagaimana netnografi meninjau aspek teknologi dan budaya internet secara lebih spesifik dan mendalam. Penelitian ini menganalisis bagaimana praktik flaming yang dilakukan oleh pengguna Instagram di akun Instagram Ridwan Kamil, dan bagaimana praktik flaming menjadi konflik pada masa kampanye Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Bentuk-bentuk flaming yang muncul di akun Instagram Ridwan Kamil yakni:Pelabelan idiom-idiom dikotomis selama kontestasi calon Presiden, ejekan atau olok-olokan dengan bahasa kasar, ujaran-ujaran berbau SARA, penyerangan teks mengenai preferensi seksual, penyerangan teks mengenai marital status.Munculnya praktik flaming menjadi konflik:perbedaan preferensi politik, terkait maneuver politikRidwan Kamil, merebaknya isu gender, agama, isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), unggahan Ridwan Kamil itu sendiri, meleburnya individu saat terjadi pertentangan, polarisasi kelompok, terjadinya deindividuasi, pelanggaran netiquette.Munculnya konflik disebabkan faktor faktor yakni: perbedaan nilai yang dianut, anggapan bagian dari kebebasan berekspresi dan kebebasaan berpendapat, perbedaan pendapat, muncul isu-isu yang merebak selama kampanye berlangsung, berkurangnya identifiability (pengidentifikasian) dan kesadaran diri, terjadi polarisasi kelompok, deindividuasi, Posting-an Ridwan Kamil itu sendiri, keterlibatan netizen dalam flamingdi akun Instagram Ridwan Kamil:terpancing untuk membalas flamingsatu sama lain, muncul perasaan suatu keharusan untuk meluruskan isu, pelampiasan emosi, upaya penaklukan. Selain itu, terdapat ambivalensi netizen terkait flaming yakni pengguna tidak mewajarkan praktik flamingnamun memproduksinya, kemudian pengguna tidak melakukan flaming di akun Instagram Ridwan Kamil namun pada saat wawancara memproduksinya, lalu pengguna mengaku tidak melakukan perkataan kasar, namun memproduksinya pada saat berkomentar di akun Instagram Ridwan Kamil.Kata Kunci: Flaming, Konflik, Ridwan Kamil, Netnografi.
    ABSTRACTIrdan Hildansyah. 210120160010. Flaming includes profanity, mockery, giving name-calling and racist words that cause conflict. In the perspective of cultural studies, the internet is a space where the culture that occurs is produced, distributed, and then consumed. Considering that this research was included in the context of cyber space, researchers usesa netnography method. How netnography reviews aspects of technology and internet culture more specifically and deeply. This study analyzesthe flaming forms,the emergence of conflict trough flaming in Ridwan Kamil's Instagram,andthe involvement of netizens in conflict through flamingduring the 2018 West Java Governor Election campaign.The forms of flaming that appear on Ridwan Kamil's Instagram account are: Labeling idioms dichotomousduring presidential election, mockeryin abusive language, racist speech, assaulting texts regarding sexual preference, assaulting texts regarding maritalstatus. The emergence of the practice of flaming into conflict: differentiation political preferences, related to Ridwan Kamil's political maneuver, the spread of gender issues, religion, LGBT issues (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender),Ridwan Kamil’s postsl itself, fusion of individuals during conflicts, group polarization, the occurrence of deindividuation, breaking netiquette. The emergence of conflict caused by factors namely: values helddifferentiation,assumption of freedom of expression andfreespeech, opiniondifferences, issues that arise during the campaign, lessidentifiability(identification) and self-awareness, group polarization, deindividualization, Ridwan Kamil’s postsitself.Netizens' involvement in flaming on Ridwan Kamil's Instagram account: provoked to reciprocate flaming each other, a feeling of a necessity is needed to straighten out the issue, releasingemotions, conquer efforts. In addition, there are netizens ambivalence related to flaming namely the user does not comprehendthe practice of flaming, then the user didn’t doflaming on Ridwan Kamil's Instagram account but producing it at the time of the interview,user claims didn’tdo harsh words, but produces them when commenting on RidwanKamil’sInstagram account
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi