Detail Cantuman

No image available for this title

Skripsi  

Kerja Sama Indonesia dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam Pemasangan Radiation Portal Monitors (RPM) di Pelabuhan-Pelabuhan Indonesia


Perdagangan gelap zat radioaktif mulai terjadi pasca tragedi Perang Dunia II, terdapat beberapa kasus dimana terjadi perdagangan material-material ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    170210110072327 MUH 114/2016Perpustakaan Fisip UnpadTersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    327 MUH 114/2016
    Penerbit FISIP Unpad : .,
    Deskripsi Fisik
    xvii, 102 hlm.; 29,7 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    327
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Perdagangan gelap zat radioaktif mulai terjadi pasca tragedi Perang Dunia II, terdapat beberapa kasus dimana terjadi perdagangan material-material nuklir seperti diperjual-belikan kepada teroris yang bisa berakibat fatal. Merespon situasi ini pemerintah Indonesia beserta IAEA melakukan kerja sama untuk mencegah terjadinya perdagangan illegal ini. Penelitian ini menggunakan teori kerja sama internasional yang bila dispesifikasikan turun menjadi kerja sama keamanan dan juga menggunakan teori keamanan internasional untuk menganalisis fenomena ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus dari John. W Cresswell. Kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan IAEA memberikan hasil dan dampak yang tidak terlalu besar untuk saat ini, namun untuk proses jangka panjangnya. Bentuk nyata dari kerja sama ini ialah pemasangan RPM di PelabuhanPelabuhan Indonesia antara lain Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Soekarno-Hatta, Pelabuhan Bitung, dan Pelabuhan Tanjung Emas. Selain itu dengan adanya pemasangan RPM di berbagai pelabuhan di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk melawan kejahatan berupa perdagangan ilegal zat radioaktif nuklir yang terjadi selama ini. Walaupun kasus yang terjadi tidak signifikan secara angka, namun hal ini tidak bisa dianggap remeh oleh Indonesia dalam memperhatikan segi keamnanan nuklir negara. Dari pandangan IAEA sendiri, meletakkan RPM di Indonesia setidaknya mengurangi rasa khawatir IAEA dalam pengawasan keamanan nuklir khususnya di daerah Asia Tenggara. Selain itu hal ini mendukung slogan IAEA yaitu atoms for peace dimana dengan mencegah ataupun menangkap para oknum yang terlibat, maka akan semakin sedikit yang menggunakan nuklir sebagai senjata pemusnah.

    Kata kunci : Kerja Sama, Keamanan Nuklir, Perdagangan Zat Radioaktif, Indonesia, IAEA, Radiation Portal Monitors.






  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi