Detail Cantuman

Image of PROFIL IgG DAN MATERI GENETIK DNA HSV-1 PADA SERUM DAN SALIVA PASIEN HIV/AIDS

Thesis  

PROFIL IgG DAN MATERI GENETIK DNA HSV-1 PADA SERUM DAN SALIVA PASIEN HIV/AIDS


Pendahuluan: Herpes simpleks tipe-1 (HSV-1) merupakan salah satu infeksi oportunistik yang paling umum terjadi pada pasien HIV. ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    TH-724724 617.63 Raf PSekeloa (IPM)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.63 Raf P
    Penerbit PPDGS IPM FKG UNPAD : FKG Sekeloa Unpad.,
    Deskripsi Fisik
    xv, 77 hlm,; illus.; 21 x 30 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160721160001
    Klasifikasi
    617.63
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan: Herpes simpleks tipe-1 (HSV-1) merupakan salah satu infeksi oportunistik yang paling umum terjadi pada pasien HIV. Prevalensi HSV-1 pada pasien yang terinfeksi HIV berkisar antara 90% hingga 100%. Morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan infeksi HSV-1 umumnya disebabkan oleh ketidaktepatan atau keterlambatan dalam mendiagnosa, oleh karena itu diagnosis klinis infeksi HSV-1 harus selalu dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratoriumbaik dengan bahan biologis serum dan saliva. Tujuan: Mengetahui profil IgG dan materi genetik DNA HSV-1 pada serum dan saliva. Metode: Studi cross sectionalini dilakukan pada 58 sampel yang terdiri dari 29 serum dan 29 saliva dari 29 pasien HIVdi RSHS Bandung. Antibodi Ig G HSV-1 diperiksa denganELISA dan CLIA sedangkan materi genetik DNA HSV-1 diperiksa dengan PCRserum dan saliva di Laboratorium Patologi Klinik. Hasil: Pada pemeriksaan serum dengan metode ELISA dan CLIA ditemukan masing-masing sebanyak 23 serum (79,3%), 24 (82,8%) menunjukkan hasil positif, sedangkan materi genetik DNA IgG HSV-1 tidak ditemukan dengan metode PCR. IgG HSV-1 dalam saliva menunjukan hasil negatif dengan menggunakan ELISA dan CLIA, tetapi DNA HSV-1 saliva dapat terdeteksi pada 1 (3,4%) sampel dengan metode PCR. Pemeriksaan antibody HSV-1 dalam saliva tidak terdeteksi mungkin dikarenakan kadarnya terlalu rendah. Pemeriksaan DNA HSV-1 dalam saliva dapat terdeteksi menunjukkan adanya manifestasi klinis dari infeksi HSV-1 di dalam rongga mulut. Kesimpulan: Antibodi IgG HSV-1 pada serum dapat terdeteksi sedangkan pada saliva tidak ditemukan, sedangkan DNA HSV-1 dapat terdeteksi dalam saliva, tetapi pada serum tidak ditemukan. Pemeriksaan antibodi HSV-1 lebih baik dilakukan pada serum, sedangkan saliva lebih baik digunakan untuk pemeriksaan DNA HSV-1 yang menunjukkan terjadi infeksi lokal di dalam rongga mulut.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi