Detail Cantuman

No image available for this title

Manuscript  

Hubungan Tingkat Keparahan Maloklusi dengan Status Psikososial Remaja pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran


Pendahuluan: Maloklusi merupakan masalah gigi dan mulut terbanyak
ketiga di Indonesia setelah karies gigi dan penyakit periodontal. Dampak ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    Ort1 - 2323 617.64 Dew HJatinangor (Ortodonsia)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.64 Dew H
    Penerbit FKG Unpad : FKG UNPAD JATINANGOR.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160110170037
    Klasifikasi
    617.64
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan: Maloklusi merupakan masalah gigi dan mulut terbanyak
    ketiga di Indonesia setelah karies gigi dan penyakit periodontal. Dampak dari
    maloklusi tidak hanya mempengaruhi fungsi mastikasi, bicara, dan penampilan
    saja, tetapi juga dapat berdampak dari segi psikologis. Dampak psikologis akibat
    maloklusi membuat penderita merasa tidak percaya diri, susah untuk beradaptasi,
    tidak nyaman dalam interaksi sosial, dan kerap membandingkan dirinya dengan
    orang lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
    keparahan maloklusi dengan status psikososial remaja sebagai dampak dari
    maloklusi. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan teknik
    pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan terhadap 100
    mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran yang berusia 18-22
    tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Psychosocial Impact of Dental
    Aesthetics Questionnaire (PIDAQ) sejumlah 23 butir pertanyaan untuk menilai
    status psikososial dan indeks maloklusi Aesthetic Component (AC) dari Index of
    Orthodontic Treatment Need (IOTN) untuk menilai tingkat keparahan maloklusi.
    Hasil: Responden terdiri dari 87 perempuan dan 13 laki-laki dengan rata-rata usia
    20 tahun. Nilai PIDAQ menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan
    dengan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan IOTN-AC, dengan nilai p-value
    kurang dari 0,05 berdasarkan hasil uji Chi-square (0,0001) dan hasil uji korelasi
    Spearman (0,0000). Simpulan: Terdapat hubungan berupa korelasi positif antara
    tingkat keparahan maloklusi berdasarkan nilai IOTN-AC dengan status
    psikososial berdasarkan PIDAQ pada usia remaja di Fakultas Kedokteran Gigi
    Universitas Padjadjaran.
    Kata kunci: Maloklusi, psikososial, PIDAQ, IOTN-AC, remaja
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi