Detail Cantuman

Image of ANALISIS POLIMORFISME rs1546124 DAN rs4783099 GEN CRISPLD2 PADA PENDERITA CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT NON SINDROMIK POPULASI DEUTERO MELAYU

Thesis  

ANALISIS POLIMORFISME rs1546124 DAN rs4783099 GEN CRISPLD2 PADA PENDERITA CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT NON SINDROMIK POPULASI DEUTERO MELAYU


iv

ANALISIS POLIMORFISME rs1546124 DAN rs4783099 GEN CRISPLD2
PADA PENDERITA CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT
NON ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    TH-856856 617.605 Nov ASekeloa (Bedah Mulut)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.605 Nov A
    Penerbit PPDGS Bedah Mulut FKG Unpad : FKG UNPAD SEKELOA.,
    Deskripsi Fisik
    xii, 90 hlm; ilus; 21x30cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160121170007
    Klasifikasi
    617.605
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • iv

    ANALISIS POLIMORFISME rs1546124 DAN rs4783099 GEN CRISPLD2
    PADA PENDERITA CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT
    NON SINDROMIK POPULASI DEUTERO MELAYU


    ABSTRAK

    Pendahuluan: Celah bibir dan langit-langit non sindromik merupakan kelainan
    kongenital yang sering ditemukan, etiologinya multifaktorial antara faktor genetik
    dan lingkungan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Single Nucleotide
    Polymorphism (SNP) rs1546124 dan rs4783099 gen CRISPLD2 berhubungan
    dengan kejadian celah bibir dan langit-langit non sindromik pada berbagai populasi,
    namun belum pernah dilakukan pada populasi Deutero Melayu. Tujuan: Penelitian
    ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan polimorfisme dan faktor risiko
    rs1546124 dan rs4783099 gen CRISPLD2 pada celah bibir dan langit-langit non
    sindromik populasi Deutero Melayu. Metode: Dua SNP gen CRISPLD2 dianalisis
    menggunakan metode case control study (n=68), pada 32 pasien celah bibir dan
    langit-langit non sindromik dan 36 kontrol, menggunakan metode Polymerase
    Chain Reaction (PCR). Hasil: Perbedaan frekuensi alel rs1546124 (x2=5,667; p-
    value=0,017; α=0,05) dan rs4783099 (x2=29,883; p-value=0,000; α=0,05)
    bermakna signifikan secara statistik, sedangkan perbedaan frekuensi mutan
    genotipe rs1546124 (x2=0,165; p-value=0,684; α=0,05) dan rs4783099 (x2=1,071;
    p-value=0,301; α=0,05) tidak bermakna signifikan secara statistik. Alel C
    rs1546124 (OR=2,619; 95% CI=1,169—5,866), alel T rs4783099 (OR=7,667; 95%
    CI=0,061—0,280), dan genotipe mutan rs4783099 (OR=2,419; 95% CI=0,435—
    13,443) merupakan faktor risiko terjadinya celah bibir dan langit-langit. Genotipe
    mutan rs1546124 (OR=0,818; 95% CI=0,311—2,154) bukan merupakan faktor
    risiko terjadinya celah bibir dan langit-langit. Simpulan: Terdapat perbedaan
    frekuensi alel dan genotipe pada penderita celah bibir dan langit-langit non
    sindromik dan kontrol. Polimorfisme gen CRISPLD2 merupakan faktor risiko
    terjadinya celah bibir dan langit-langit non sindromik pada populasi Deutero
    Melayu.

    Kata kunci: CRISPLD2, polimorfisme, celah bibir dan langit-langit non
    sindromik, Deutero Melayu
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi