Detail Cantuman

No image available for this title

Manuscript  

Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Pengurangan Bahaya Tembakau di Kalangan Dokter Gigi Provinsi Jawa Barat


Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan dan persepsi dokter gigi di Jawa Barat mengenai program

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    Per1 - 102102 617.63 Ram PJatinangor (Periodonsia)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.63 Ram P
    Penerbit FKG Unpad : FKG UNPAD JATINANGOR.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160110170161
    Klasifikasi
    617.63
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
    pengetahuan dan persepsi dokter gigi di Jawa Barat mengenai program
    Pengurangan Bahaya Tembakau. Dengan mempertimbangkan banyaknya risiko
    kesehatan gigi dan mulut yang timbul akibat kebiasaan merokok yang terus
    bertambah, diharapkan dokter gigi dapat ikut berperan dengan efektif dalam
    kegiatan pengendalian tembakau, salah satunya dengan mengaplikasikan program
    Pengurangan Bahaya Tembakau. Metode: Survei dengan menggunakan kuesioner
    secara daring dilakukan kepada dokter gigi di Provinsi Jawa Barat. Kuesioner
    berisi berbagai pertanyaan tertutup meliputi pengetahuan dan persepsi dokter gigi
    mengenai Pengurangan Bahaya Tembakau. Skor pengetahuan dihitung dengan
    memberikan 1 poin untuk jawaban benar dan 0 poin untuk setiap jawaban salah
    atau tidak terjawab. Hasil: Sejumlah 290 tanggapan dari responden dilibatkan
    dalam analisis. Hasil menunjukkan kebanyakan dari responden meyakini bahwa
    mengombinasikan penggunaan NRT dengan pemberian konseling pada perokok
    akan menghasilkan tingkat kesuksesan yang tinggi dalam program penghentian
    merokok (75,5%). Hanya sebagian kecil dari responden yang beranggapan bahwa
    salah satu produk Pengurangan Bahaya Tembakau, yaitu rokok elektrik, efektif
    dalam menggantikan rokok konvensional (25,9%). Sebagian besar responden
    setuju bahwa kegiatan pengendalian tembakau, merupakan tugas seorang dokter
    gigi (69,5%) dan tempat praktik dokter gigi merupakan tempat yang ideal untuk
    melakukan kegiatan pengendalian tembakau (72,0%). Mayoritas responden masih
    memiliki pengetahuan yang kurang terkait program Pengurangan Bahaya
    Tembakau (67,2%). Simpulan: Persepsi dokter gigi di Jawa Barat terkait
    keterlibatan dokter gigi dalam pengendalian tembakau secara umum cukup baik.
    Namun, kurangnya pengetahuan dokter gigi terkait program Pengurangan Bahaya
    Tembakau akan menjadi penghalang bagi dokter gigi untuk berpartisipasi secara
    efektif dalam kegiatan pengendalian tembakau.
    Kata kunci: Pengurangan bahaya tembakau, merokok, terapi pengganti nikotin,
    rokok elektrik, dokter gigi.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi