Thesis
Hubungan Antara Kadar 25(OH)D dengan Stadium Kanker pada Pasien Kanker Rongga Mulut
v
ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker rongga mulut merupakan suatu neoplasia ganas yang muncul
di bibir atau rongga mulut. Vitamin D ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan Th-816 816 616.31 Put H Sekeloa (Penyakit Mulut) Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan -
Perpustakaan Fakultas Kedokteran GigiJudul Seri -No. Panggil 616.31 Put HPenerbit PPDGS IPM FKG UNPAD : FKG Sekeloa Unpad., 2020 Deskripsi Fisik xvii, 91 hlm; ilus; 21x30cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN 160721170003Klasifikasi 616.31Tipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab I Nyoman Gede Juwita Putra -
v
ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker rongga mulut merupakan suatu neoplasia ganas yang muncul
di bibir atau rongga mulut. Vitamin D dianggap memiliki peran dalam menekan
kanker melalui efeknya sebagai anti-tumor, anti-proliferatif, apoptosis dan
angiogenesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil kadar 25(OH)D
serum dan hubungannya dengan stadium kanker pada pasien kanker rongga mulut.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observational analytic dengan rancangan metode
cross-sectional dengan lokasi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Pencatatan identitas dan stadium kanker rongga mulut dengan wawancara,
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. Untuk pemeriksaan kadar 25(OH)D
serum, darah diambil dengan teknik venipuncture sebanyak 2 ml. Analisis data
menggunakan uji rank spearman untuk menganalisis variabel bivariat yaitu hubungan
kadar 25(OH)D dengan stadium kanker pada pasien kanker rongga mulut. Hasil:
Subjek penelitian adalah perempuan yaitu 17 orang (65,6%) dan laki-laki 9 orang
(36,4%). Rata-rata umur subjek adalah 51 tahun (SD=14 tahun) dari rentang 19-78
tahun. Sebanyak 61,5% pasien kanker rongga mulut memiliki kadar 25(OH)D
defisiensi. Pasien dengan defisiensi 25(OH)D memiliki jumlah yang merata pada
stadium kanker (stadium I: 25,0%, stadium II: 18,8%, stadium III: 37,5% dan stadium
IV: 18,8%)), begitu juga pada pasien dengan insufisiensi 25(OH)D dan sufisiensi
25(OH)D. Didapatkan bahwa koefisien r sebesar 0,271 dan p sebesar 0,090 (>0,05),
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Simpulan: Pasien kanker
rongga mulut lebih banyak memiliki defisiensi kadar 25(OH)D. Tidak terdapat
hubungan antara kadar 25(OH)D dengan stadium kanker pada pasien kanker rongga
mulut.
Kata kunci: 25(OH)D, kanker rongga mulut, stadium kanker -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.