Detail Cantuman

Image of HUBUNGAN KADAR 25(OH)D SERUM DENGAN LESI ORAL PADA PASIEN HIV/AIDS

Thesis  

HUBUNGAN KADAR 25(OH)D SERUM DENGAN LESI ORAL PADA PASIEN HIV/AIDS


Pendahuluan : Human immunodeficiency virus (HIV) adalah lentivirus yang
sangat menular (keluarga retroviridae) yang menyebabkan kondisi ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    Th-818818 616.31Nur HSekeloa (Penyakit Mulut)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    616.31Nur H
    Penerbit PPDGS IPM FKG UNPAD : FKG Sekeloa Unpad.,
    Deskripsi Fisik
    xii, 70 hlm; ilus; 21x30cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160721170005
    Klasifikasi
    616.31
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan : Human immunodeficiency virus (HIV) adalah lentivirus yang
    sangat menular (keluarga retroviridae) yang menyebabkan kondisi berpotensi
    mengancam jiwa dengan sindrom defisiensi imun (AIDS) menjadi masalah
    kesehatan utama di seluruh dunia termasuk Indonesia. Terapi antiretroviral (ARV)
    telah merubah riwayat infeksi HIV secara dramatis dengan mengurangi tingkat
    morbiditas dan mortalitas AIDS meskipun sampai sekarang ARV tidak dapat
    memberantas HIV. Penelitian di berbagai negara menunjukkan 60-90% penderita
    HIV/AIDS memiliki sekurang-kurangnya satu lesi di dalam rongga mulut selama
    perjalanan penyakitnya. Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar vitamin D pada
    pasien HIV-AIDS dengan dan tanpa ARV serta hubungannya dengan lesi oral.
    Metode: Jenis penelitian adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien
    HIV-AIDS dengan ARV dan tanpa ARV. Kadar vitamin D diperiksa dengan
    Enzyme Linked Immuno Assay (ELISA). Data yang diperoleh diolah secara
    statistik dengan uji Chi-Square. Hasil: Subjek penelitian terdiri dari 32 orang
    pasien HIV-AIDS dengan ARV dan 33 orang tanpa ARV, 63,1% laki-laki dan
    36,9% perempuan dengan kelompok usia tertinggi 25-49 tahun (53,3%). Kadar
    vitamin D pada pasien HIV dengan ARV dan tanpa ARV lebih rendah bermakna
    dibandingkan pasien HIV Individu Sehat (p0,05). Pasien HIV
    yang mengalami defisiensi vitamin D sebesar 40,4% mengalami kejadian lesi oral
    hampir sama pada yang normal vitamin sebesar 46,2% mengalami kejadian lesi
    oral, secara uji statistik nilai p sebesar 0,706 (>0,05), ini artinya tidak terdapat
    hubungan signifikan antara kadar vitamin D dengan kejadian lesi oral.
    Kesimpulan: Kadar vitamin D lebih rendah secara signifikan pada pasien HIV-
    AIDS dengan ARV dibandingkan tanpa ARV. Pasien HIV-AIDS dengan ARV
    memiliki kejadian lesi oral lebih rendah signifikan dibanding tanpa ARV. Kadar
    vitamin D pada pasien HIV-AIDS dengan ARV secara signifikan berhubungan
    dengan lesi oral namun tidak berhubungan signifikan dengan masing-masing jenis
    lesi oral.
    Kata kunci: HIV-AIDS, vitamin D, 25(OH)D, ARV, lesi oral
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi