Detail Cantuman

No image available for this title

Manuscript  

Gambaran Prevalensi Kebiasaan Buruk Rongga Mulut Pada Anak Sindrom Down (Rapid Review)


Pendahuluan: Sindrom Down merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan
oleh jumlah kromosom 21 yang berlebih atau dapat disebut sebagai ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    Ped1 - 114114 617.64 Rah GJatinangor (Pedodonsia)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.64 Rah G
    Penerbit FKG Unpad : FKG UNPAD JATINANGOR.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160110170045
    Klasifikasi
    617.64
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pendahuluan: Sindrom Down merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan
    oleh jumlah kromosom 21 yang berlebih atau dapat disebut sebagai trisomi 21. Penderita
    sindrom Down memiliki berbagai karakteristik fisik yang khas serta memiliki kelainan
    orofasial berupa pertumbuhan terhambat di sepertiga wajah tengah yang membuat tinggi
    hidung menjadi pendek, cuping hidung dan jalan napas kecil. Selain itu pada anak sindrom
    Down juga memiliki kebiasaan buruk pada rongga mulut berupa tongue thrusting, bernapas
    melalui mulut, bruxism, menghisap jari, dan menggigit kuku atau jari. Tujuan penelitian ini
    adalah untuk mengetahui gambaran prevalensi kebiasaan buruk rongga mulut pada anak
    sindrom Down Metode: penelitian ini dilakukan dengan metode rapid review pada artikel
    yang memaparkan prevalensi kebiasaan buruk rongga mulut pada anak sindrom Down. Basis
    data yang digunakan berupa Pubmed, Cochrane, dan Google Scholar dengan kriteria inklusi
    yaitu artikel yang membahas kebiasaan buruk pada anak sindrom Down, berbahasa indonesia
    dan bahasa inggris, artikel tersedia dalam bentuk full-text, dan batasan tahun publikasi dari
    tahun 2005 hingga 2020 serta kriteria eksklusi yaitu artikel yang tidak membahas mengenai
    kebiasaan buruk.pencarian artikel dilakukan dari januari hingga maret 2021. Alur pemilihan
    studi dan penapisan digunakan analisi PRISMA dan SORT. Hasil: total identifikasi studi
    awal sebanyak 116 artikel. Penapisan artikel dilakukan dengan pemeriksaan duplikasi, judul
    dan abstrak, serta keseluruhan isi artikel. Artikel tereksklusi berturut-turut Sebanyak 2, 104,
    dan 5. Sebanyak 5 artikel ditelaah dalam penelitian ini. Simpulan: Kebiasaan buruk rongga
    mulut pada anak sindrom Down bervariasi namun yang paling tinggi dan sering ditemukan
    adalah bruxism.
    Kata kunci: Sindrom Down, kebiasaan buruk rongga mulut, prevalensi
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi