Detail Cantuman

No image available for this title

Manuscript  

Prevalensi Hipodonsia pada Sindrom Down (Scoping Review)


ABSTRAK
Pendahuluan: Sindrom Down adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh
adanya kelebihan satu kromosom pada kromosom 21. Anomali ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    Ped1 - 144144 617.64 Chr PJatinangor (Pedodonsia)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    617.64 Chr P
    Penerbit FKG Unpad : FKG UNPAD JATINANGOR.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    160110180004
    Klasifikasi
    617.64
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Pendahuluan: Sindrom Down adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh
    adanya kelebihan satu kromosom pada kromosom 21. Anomali perkembangan gigi
    yang dapat terjadi pada sindrom Down adalah hipodonsia. Tujuan penelitian adalah
    mendapatkan dan memetakan data mengenai prevalensi hipodonsia pada sindrom
    Down dari berbagai literatur. Metode: Tinjauan pustaka dilakukan dengan
    menggunakan metode Scoping Review mengikuti langkah kerja yang diterbitkan
    oleh Arksey dan O'Malley (2005) dan dikembangkan oleh Levac, et al. (2010) serta
    Institut Joanna Briggs (2015). Pemilihan studi dilakukan menggunakan Preferred
    Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis Scoping Review
    (PRISMA-ScR). Pencarian artikel dilakukan menggunakan kata kunci, limit
    function, dan kriteria inklusi dengan menggunakan mesin pencarian Pubmed,
    EBSCOHost, dan Google Scholar, serta handsearching. Hasil: Terdapat total 15
    artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis. Angka prevalensi hipodonsia
    pada sindrom Down menunjukkan variasi yang cukup tinggi di antara studi yang
    tercakup. Prevalensi hipodonsia terendah adalah 16,19% dan yang tertinggi adalah
    73,17%. Tujuh penelitian memberikan data prevalensi hipodonsia terpisah untuk
    laki dan perempuan, enam di antaranya menunjukkan bahwa perempuan memiliki
    prevalensi hipodonsia yang lebih tinggi dibandingkan laki dengan perbedaan yang
    cukup signifikan. Sebanyak sebelas penelitian memberikan deskripsi yang rinci
    mengenai gigi mana saja yang ditemukan hilang. Gigi yang paling sering hilang
    setelah mengekskuliskan gigi molar ketiga adalah insisif lateral rahang atas
    permanen, gigi insisif lateral rahang bawah permanen, gigi premolar kedua rahang
    bawah, dan gigi premolar kedua rahang atas. Simpulan: Penelitian ini
    menunjukkan bahwa hipodonsia lebih sering terjadi pada individu dengan sindrom
    Down dibandingkan individu normal, dengan prevalensi berkisar antara 16,19%
    sampai 73,17%.
    Kata kunci: Sindrom Down, hipodonsia, prevalensi
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi