Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Pengaruh medium dan lama inkubasi pada sexing spermatozoa Kambing Boer terhadap kualitas semen dan proposi jenis kelamin kelahiran


PENGARUH MEDIUM DAN LAMA INKUBASI PADA SEXING SPERMATOZOA KAMBING BOER TERHADAP KUALITAS SEMEN DAN PROPORSI JENIS KELAMIN KELAHIRAN
Anwar

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    THS00352636.39 Anw p ThsPerpustakaan Fakultas PeternakanTersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Peternakan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    636.39 Anw p Ths
    Penerbit Program Studi Magistes Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran : Sumedang.,
    Deskripsi Fisik
    xii, 78 hlm.: ilus.; 29 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    636.39
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • PENGARUH MEDIUM DAN LAMA INKUBASI PADA SEXING SPERMATOZOA KAMBING BOER TERHADAP KUALITAS SEMEN DAN PROPORSI JENIS KELAMIN KELAHIRAN
    Anwar
    ABSTRAK
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi medium sexing dan lama inkubasi terhadap kualitas semen dan proporsi kelahiran anak sesuai jenis kelamin yang diharapkan. Proses sperm sexing menggunakan medium bovine serum albumin (BSA) dan SpermGrad (SG). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan yaitu, BSA 40 menit (P1), BSA 50 menit (P2), BSA 60 menit (P3), SG 40 Menit (P4), SG 50 (P5) dan SG 60 menit (P6). Variabel yang diamati adalah kualitas spermatozoa (motilitas dan abnormalitas) dan kesesuaian kelahiran anak kambing yang dilahirkan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam diikuti uji lanjut berganda Duncan. Semen hasil sexing dengan menggunakan medium BSA selanjutnya diinseminasi pada induk kambing. Objek dari penelitian ini adalah semen Kambing Boer dan induk kambing tidak bunting sebanyak 59 ekor. Hasil penelitian menunjukkan motilitas tertinggi terdapat pada fraksi atas (sperma X) dan fraksi bawah (sperma Y) pada perlakuan P1 (72,0 ±2,7% dan 72,0±2,7%) dan sebaliknya motilitas terendah pada perlakuan P6 (57,0±5,7% dan 58,0±5,7%). Persentase viabilitas sperma tertinggi fraksi atas terdapat pada P2 dan fraksi bawah P3 (74,4±1,9% dan 79,5±2,8%), yang terendah fraksi atas P1 dan fraksi bawah P6 (72,4±3,6% dan 74,1±3,2%). Selain itu, persentase abnormalitas sperma tertinggi pada fraksi atas pada perlakuan P1 dan fraksi bawah pada P6 (8,5±0,9% dan 5,4±1,2%). Angka konsepsi (CR) dan proporsi anak jantan tertinggi dengan menggunakan spermatozoa Y terdapat pada perlakuan P1 (CR 60% dan Proporsi anak jantan 70%) dan terendah pada perlakuan P3 (CR 33% dan anak jantan 50%). Fertilitas tertinggi dan proporsi kelahiran anak jantan terbanyak diperoleh pada perlakuan sexing menggunakan medium BSA dengan lama inkubasi 40 menit, sebaliknya proporsi kelahiran anak betina terbanyak diperoleh pada perlakuan medium BSA dengan lama inkubasi 50 menit. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata motilitas antara kedua medium, dan waktu inkubasi 50 menit merupakan waktu optimum untuk mempertahankan kualitas semen.
    Kata kunci: sexing sperma, waktu inkubasi, kualitas semen, kambing boer
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi