Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

[SKRIPSI] STUDI FENOMENOLOGI TENTANG TOXIC POSITIVITY DI INDONESIA


"ABSTRAK
Toxic positivity adalah fenomena yang menggambarkan keadaan di mana positivitas yang dipaksakan justru menjadi kontraproduktif. ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    19012021S3463S3463 Fad sPerpustakaan Fakultas Psikologi UNPAD (-)Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Psikologi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    S3463 Fad s
    Penerbit Fakultas Psikologi UNPAD : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    xv., 284 hlm.: ill.; 30 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    190110170040
    Klasifikasi
    S3463 Fad s
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    SKRIPSI
    Pernyataan Tanggungjawab
  • "ABSTRAK
    Toxic positivity adalah fenomena yang menggambarkan keadaan di mana positivitas yang dipaksakan justru menjadi kontraproduktif. Fenomena ini perlu dibahas dalam kerangka psikologi positif dan dalam konteks Indonesia, terutama dari sudut pandang orang pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman subjektif seseorang yang mempersepsikan dirinya mengalami toxic positivity di Indonesia. Kerangka penelitian disusun berdasarkan literatur yang relevan mengenai psikologi positif dan toxic positivity, serta social cognitive theory dan self-discrepancy theory.
    Metode kualitatif dengan rancangan penelitian fenomenologi interpretatif digunakan dalam penelitian ini. Partisipan direkrut menggunakan purposive sampling dengan dua tahap sampling. Terdapat 5 partisipan yang dianalisis. Metode pengambilan data dilakukan dengan refleksi tertulis dan wawancara. Data dianalisis secara induktif dan deduktif dengan framework analysis menggunakan penentuan tema awal dan tema final.
    Penelitian ini menunjukkan bahwa toxic positivity secara keseluruhan adalah pengalaman di mana seseorang mendapatkan ekspektasi dari lingkungannya untuk menjadi positif pada saat orang tersebut sedang mempersepsikan dirinya dalam keadaan negatif, sehingga orang tersebut mengalami dampak berupa reaksi intrapersonal dan perilaku yang negatif. “Racun” dari toxic positivity hanya muncul ketika terjadi kesenjangan antara persepsi diri seseorang yang sedang negatif dengan ekspektasi dari lingkungannya untuk harus mencapai keadaan ideal yang positif. Dampak toxic positivity secara umum adalah mengalami invalidasi dari orang lain (merasa tidak dipahami, merasa ditolak/dinilai buruk, merasa tidak bisa menjadi positif, merasa tidak diberikan solusi konkrit, dan merasa tidak diberikan dukungan emosional) dan merasakan positivitas tidak tulus (merasa harus menjadi positif karena ekspektasi dari lingkungannya dan merasa harus menghilangkan persepsi diri negatifnya secara paksa) yang diikuti dengan reaksi perilaku tertentu. Di lain sisi, toxic positivity tidak muncul saat terjadi kesesuaian antara persepsi diri dan ekspektasi dari lingkungan seseorang. Toxic positivity dapat muncul dalam berbagai konteks lingkungan dan terjadi melalui berbagai interaksi antara individu dengan lingkungannya.
    Terdapat beberapa implikasi penting yang muncul berdasarkan penelitian ini bagi pengembangan ilmu psikologi positif, konselor, maupun masyarakat umum. Bahasan ini juga menjadi aktual dan kontekstual mengingat indikasi semakin banyaknya orang yang rentan memiliki persepsi diri yang negatif akibat situasi pandemi COVID-19.
    Kata kunci: toxic positivity, psikologi positif, fenomenologi, kualitatif"
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi