Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

[SKRIPSI] VICTIM BLAMING PADA LAKI-LAKI, KORBAN KEKERASAN SEKSUAL


"ABSTRAK
Victim blaming terhadap korban kekerasan seksual merupakan perilaku yang tidak jarang ditemukan terlepas dari karakteristik korban ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    19012021S3499S3499 Nur vPerpustakaan Fakultas Psikologi UNPAD (-)Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Psikologi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    S3499 Nur v
    Penerbit Fakultas Psikologi UNPAD : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    xvi., 150 hlm.: ill.; 30 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    190110170089
    Klasifikasi
    S3499 Nur v
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    SKRIPSI
    Pernyataan Tanggungjawab
  • "ABSTRAK
    Victim blaming terhadap korban kekerasan seksual merupakan perilaku yang tidak jarang ditemukan terlepas dari karakteristik korban tersebut. Akan tetapi, laki-laki ternyata ditemukan lebih sering mengalami victim blaming dibandingkan perempuan. Victim blaming pada laki-laki rentan terjadi di lingkungan masyarakat seperti di Indonesia, yang masih menerapkan sistem patriarki dan juga ajaran agama yang mendukung heteroseksualitas. Kampus merupakan salah satu tempat rentan terjadinya kekerasan seksual, begitu juga dengan Universitas Padjadjaran, yang cukup banyak mahasiswanya mengalami kekerasan seksual. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran victim blaming oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran terhadap laki-laki yang mengalami kekerasan seksual. Adapun teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori victim blaming oleh Whatley (1996a) dan atribusi oleh Newcomb & Heider (1958).
    Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan data melalui penyebaran kuesioner elektronik yang berisikan skenario dengan 450 kata mengenai fenomena kekerasan seksual pada laki-laki diikuti dengan 19 item pertanyaan terbuka, dan wawancara untuk inquiry data. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik quota sampling terhadap populasi mahasiswa aktif Universitas Padjadjaran dan diperoleh sebanyak 23 partisipan. Jawaban partisipan dianalisis menggunakan analisis tematik berdasarkan sembilan poin bahasan.
    Setiap poin bahasan memiliki penemuan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tema kunci. Pada poin pertama, partisipan ditemukan melihat peristiwa dalam cerita sebagai bentuk kekerasan seksual dan pengalmaan traumatis. Pada poin kedua, mayoritas partisipan mengalami perasaan negatif namun terdapat juga yang mengalami perasaan positif dan perasaan tersebut timbul setelah mengamati aspek dalam korban, pelaku, masyarakat dan juga diri mereka sebagai observer. Pada poin ketiga, partisipan menyebutkan pelaku, korban, pihak lainnya, dan kondisi sebagai faktor penyebab kekerasan seksual. Pada poin keempat, partisipan menganggap korban bereaksi seperti dalam cerita untuk menghindari konsekuensi dan peristiwa negatif, memandang negatif dirinya sendiri, menolak kenyataan, mendapat trauma, merasa marah, dan bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada poin kelima, perilaku penolakan, perlawanan, menghindari pelaku, melibatkan orang lain, berdoa, serta memulihkan kondisi diri merupakan perilaku ideal seorang korban kekerasan seksual menurut partisipan. Pada poin keenam, partisipan menganggap pelaku, korban, atau bahkan keduanya maupun pihak-pihak terkait bertanggung jawab atas kekerasan seksual yang terjadi. Pada poin ketujuh, mayoritas partisipan mengasumsikan pelaku dalam cerita merupakan seorang laki-laki namun terdapat juga partisipan yang menjawab pelaku adalah perempuan dan mereka mempertimbangkan karakteristik yang berkaitan dengan stereotipe gender
    iv
    serta penerapan norma sosial dalam cerita. Pada poin kedelapan, mayoritas
    partisipan menganggap kekerasan seksual pada laki-laki mungkin terjadi. Pada poin
    kesembilan, seluruh partisipan menganggap peristiwa kekerasan seksual pada lakilaki
    merupakan hal yang serius.
    Berdasarkan penemuan pada setiap poin bahasan, terdapat kecenderungan
    victim blaming yang menekankan pada fisik, sifat, serta respon korban
    menyebabkan terjadinya kekerasan seksual. Kemudian, victim blaming yang
    disebabkan adanya sexual preference effect juga ditunjukkan oleh partisipan yang
    mengaitkan orientasi seksual korban maupun pelaku. Akan tetapi, pelaku juga
    kerap disalahkan karena adanya indikasi homophobia pada partisipan melalui sikap
    negatif yang ditunjukkan pada pelaku yang dinilai homoseksual. Penilaian
    partisipan banyak dipengaruhi oleh keyakinan gender role serta faktor sosial,
    seperti budaya dan agama yang cenderung mendukung patriarki dan
    heteroseksualitas.
    Kata Kunci: Victim blaming, kekerasan seksual, gender, mahasiswa, kualitatif"
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi