Detail Cantuman

Image of Subyektivitas aktor politik mengkonstruksi makna pada perilaku komunikasi politik anggota DPR_RI

 

Subyektivitas aktor politik mengkonstruksi makna pada perilaku komunikasi politik anggota DPR_RI


SUBYEKTIVITAS AKTOR POLITIK MENGKONSTRUKSI MAKNA
PADA PERILAKU KOMUNlKASI POLITIKANGGOTA DPR-RI
(Studi Fenomenologi Terhadap Anggota ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001090100002302.2 Emr s/R.17.73Perpustakaan Pusat (REF.17.73)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    302.2 Emr s/R.17.73
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xix,;553 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    302.2 Emr s
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • SUBYEKTIVITAS AKTOR POLITIK MENGKONSTRUKSI MAKNA
    PADA PERILAKU KOMUNlKASI POLITIKANGGOTA DPR-RI
    (Studi Fenomenologi Terhadap Anggota DPR-RI Pada Pelaksanaan Fungsi Legislasi)

    Tujuan penelitian mengkaji konstruksi makna subyektif pada perilaku
    komunikasi politik dalam pelaksanaan fungsi legislasi anggota DPR-RI.
    Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tradisi fenomenologi
    terhadap 38 informan yang terlibat pembahasan isi RUU Bidang Politik. Data
    diperoleh melalui observasi partisipasi dan wawancara. Pada observasi partisipasi
    sebagai alat utama pengumpulan data, penulis mengamati langsung pembahasan
    isi RUU Bidang Politik baik pada sidang terbuka maupun tertutup. Analisis data
    menggunakan deskriptif kualitatif.

    Pada disertasi ini pertanyaan penelitian. meliputi: (1) bagaimana
    subyektivitas anggota Pansus DPR-RI periode 2004-2009 mengkonstruksi realitas
    komunikasi politik dialogis dalam pembahasan isi RUU Bidang Politik tentang
    asas dan kedaulatan partai politik; (2) Bagaimana peranan makna subyektif dan
    perilaku komunikasi politik dialogis anggota Pansus DPR-RI periode 2004-2009
    pada pembahasan isi RUU Bidang Politik tentang as as partai politik dan larangan
    bagi partai politik menyebarkan ajaran komunis di Indonesia; (3) bagaimana
    pengelolaan kesan yang dilakukan oleh anggota Pansus DPR-RI periode 2004-
    2009 dalam mengkonstruksi realitas komunikasi politik dialogis pada sidang
    terbuka da~ tertutup pada pembahasan isi RUU Bidang Politik tentangpendidikan
    politik; (4) mengapa subyektivitas anggota Pansus Dewan Perwakilan Rakyat
    Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2004-2009 sebagai aktor politik dapat
    mengkonstruksi realitas komunikasi politik, makna subyektif dan pengelolaan
    kesan pada pembahasan isi RUU Bidang Politik tentang asas dan kedaulatan
    partai politik, asas partai politik dan larangan bagi partai politik menyebarkan
    ajaran komunis di Indonesia, serta pendidikan politik.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kutub komunikasi poIitik yang
    menuju arah benturan membuat tensi komunikasi meningkat antar aktor politik;
    (2) kutub komunikasi politik yang menuju arah selaras membuat tensi
    komunikasi menurun antar aktor politik; (3) arah kutub komunikasi politik
    berbanding lurus dengan ten si komunikasi antar aktor politik; (4) partai non ke­
    agama-an lebih menginginkan Pancasila sebagai asas partai daripada partai ke­
    agama-an; (5) partai ke-agama-an lebih kuat mendukung larangan bagi partai
    politik menyebarkan ajaran komunis dibanding dengan partai yang non ke-agama­
    an; (6) teritorial komunikasi politik privat mendorong proses komunikasi lebih
    terbuka antar aktor politik; (7) teritorial komunikasi politik publik mendorong
    proses komunikasi lebih tertutup antar aktor politik; (8) teritorial komunikasi
    politik selalu bersanding dengan keterbukaan proses komunikasi para aktor
    politik; dan; (9) subyektivitas aktor politik mengkonstruksi makna pada perilaku
    komunikasi politik yang sesuai dengan kepentingan politiknya.

    IV
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi