Detail Cantuman

Image of Perempuan Dalam Profesi Kepolisian : Studi Fenomenologi Tentang Pola Komunikasi Dan Identitas Diri Polisi Wanita Di Kepolisian Resor Kota Besar Bandung

 

Perempuan Dalam Profesi Kepolisian : Studi Fenomenologi Tentang Pola Komunikasi Dan Identitas Diri Polisi Wanita Di Kepolisian Resor Kota Besar Bandung


Polisi kerap secara historis dan tradisi dipahami sebagai profesi dalam
ranah maskulin, hal ini ditandai dengan sangat terbatasnya jumlah ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110100238302.3 Riz p/R.17.169Perpustakaan Pusat (REF.17.169)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    302.3 Riz p/R.17.169
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvi,;384 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    302.3 Riz p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Polisi kerap secara historis dan tradisi dipahami sebagai profesi dalam
    ranah maskulin, hal ini ditandai dengan sangat terbatasnya jumlah perempuan
    yang bertugas sebagai apatur yang melayani pencegahan dan penanggulangan dari
    tindak yang berupa gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Hal ini
    juga terlihat dengan tidak adanya sebutan polisi laki-Iaki alih-alih di saat yang
    sama terdapat nomenklatur polisi wanita. Riset ini berusaha untuk mengelaborasi
    pola komunikasi dan identitas diri polwan sebagai bagian dari upaya memahami
    kedirian mereka dalam tugas dan peranannya di dunia yang terlanjur
    dipersepsikan sebagai wilayah kerja laki-laki. Penelitian ini menggunakan
    perspektif interaksi simbolik dan menggunakan enam orang nara sumber polwan
    yang bertugas di Kepolisian Resor Kota Besar Bandung. Hasil penelitian
    menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjadi adalah berbentuk absorpsi
    instruksi, yakni setiap informasi yang berkenaan dengan tugas pokok dan
    fungsinya sebagai polisi senantiasa dimaknai sebagai penugasan yang melekat
    pada dirinya tanpa memberikan argumentasi bantahan. Selain itu, terdapat dua
    identitas polwan, yakni polisi perempuan dan perempuan polisi yang ditipikasikan
    melalui pengedepanan aspek gender atau penugasan sebagai penanda identitas
    yang lebih dominan. Para polwan terkadang menerima ketidaksetaraan perlakuan
    gender dan menerimanya sejauh hal tersebut menguntungkan kediriannya sebagai
    perempuan, utamanya dalam pemeranan dirinya dalam fungsi-fungsi domestik.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi