Senyawa Antidiabetes dari Tumbuhan Sasaladaan (Peperomia pellucida L Kunth.) dan Studi Mekanismenya secara Penambatan Molekul
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan sindrom metabolik yang prevalensinya sangat tinggi, diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun ke depan, ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001150100113 540 Sus a/R.14.23 Perpustakaan Pusat (REF.14.23) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 540 Sus a/R.14.23Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2015 Deskripsi Fisik xxv,;164 hm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 540Tipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Susilawati, Yasmiwar -
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan sindrom metabolik yang prevalensinya sangat tinggi, diperkirakan dalam kurun waktu 30 tahun ke depan, jumlah penderita diabetes melitus akan meningkat hingga dua kali lipat. Obat antidiabetes yang digunakan dalam terapi dapat menimbulkan efek samping dan tidak dapat mencegah komplikasi diabetes. Pencarian senyawa antidiabetes baru menjadi perhatian penting dan tumbuhan merupakan sumber daya yang potensial. Penemuan obat barn asal tumbuhan dilakukan melalui tahapan isolasi yang dipandu oleh pengujian aktivitas biologi. Tumbuhan Peperomia pellucida L. Kunth atau yang dikenal dengan nama daerah Sasaladaan, termasuk dalam famili Piperaceae, digunakan secara empirik sebagai penurun gula darah. Informasi aktivitas dan kandungan kimia P. pellucida masih terbatas, sampai dengan saat ini belum ada pembuktian aktivitas antidiabetes dari tumbuhan P. pellucida. Tumbuhan P. pellucida diketahui mengandung senyawa secolignan; tetrahidrofuranlignan; dihidronaftalenon; peperomin A, B, C, E; hidroksimetiltetrahidrofuran; di asetoksimetiltetrahidrofuran; sesamin; dan isoswertisin. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh senyawa antidibetes dari P. pellucida dengan teknik kromatografi yang dipandu dengan uji aktivitas in vivo pada hewan percobaan; menentukan struktur kimia senyawa antidiabetes dengan metode spektroskopi; dan mengkaji mekanisme senyawa antidiabetes dengan teknik penambatan molekul terhadap lima protein target. Ekstraksi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol dan etanol. Pengujian aktivitas antidiabetes keempat jenis ekstrak dengan dosis 250 mg/kg BB dilakukan secara in viva pada tikus (Rattus norwegicus) jantan galur Wistar, yang diinduksi aloksan dengan dosis 175 mg/kg BB, sebagai pembanding digunakan glibenklamid dengan dosis 0,5 mg/kg BB. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat (Ea) memberikan penurunan kadar glukosa plasma paling tinggi (56,23%) dibandingkan ekstrak n-heksan (25,00%), n-butanol (45,58%) dan etanol (17,26%), serta signifikan terhadap kontrol negatif (P -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.