Detail Cantuman

Image of Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay

 

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay


Lansia pada umumnya mengalami perubahan organobiologik yang
diakibatkan oleh makin menuanya organ-organ tubuh. Lansia mengalami

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001130700129610.73 Sul p/R.22.228Perpustakaan Pusat (REF.228)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    610.73 Sul p/R.22.228
    Penerbit MAGISTER KEPERAWATAN UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvi, 133 hlm. ; ill. ; 29 cm.
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    610.73 Sul p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Lansia pada umumnya mengalami perubahan organobiologik yang
    diakibatkan oleh makin menuanya organ-organ tubuh. Lansia mengalami
    penurunan kualitas tidur sebagai dampak proses menua. Beberapa penelitian
    menunjukkan manfaat latihan relaksasi otot progresif untuk mereduksi penyebab
    gangguan tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
    relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur lansia di Balai Perlindungan Sosial
    Tresna Werdha Ciparay, Bandung.

    Rancangan penelitian ini Quasi Experimental dengan pendekatan Pretest­
    Posttest Control Group Design. Sampel diambil secara Purposive Sampling.
    Besar sampel 51 responden yang terbagi dalam kelompok intervensi 26 responden
    dan kelompok kontrol 25 responden. Kelompok intervensi melakukan latihan
    relaksasi otot progresif selama empat minggu. Kualitas tidur diukur sebelum dan
    sesudah latihan relaksasi otot progresif menggunakan Pittsburgh Sleep Quality
    Index (PSQI). Data dianalisis menggunakan t test dan Repeated A nova.

    Hasil Uji t berpasangan kelompok intervensi menghasilkan nilai t hitung >
    t tabel, masing-masing dengan p = 0,000. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai t
    hitung < t tabel, masing-masing dengan p > 0,05. Uji Repeated Anova
    memperoleh nilai F hitung (71,415) > F tabel (3,89) dengan p=O,OOO. Uji t tidak
    berpasangan didapatkan skor kualitas tidur berbeda signifikan antara kelompok
    intervensi dan kelompok kontrol dengan p < 0,05.

    Rata-rata skor PSQI kelompok intervensi menunjukkan kecenderungan
    penurunan setelah latihan relaksasi otot progresif, sedang kelompok kontrol tidak
    menunjukkan perubahan skor secara bermakna. Hal ini dimungkinkan karena
    latihan relaksasi otot progresif bermanfaat menimbulkan respon tenang, nyaman,
    dan rileks. Implikasi penelitian ini bahwa latihan relaksasi otot progresif secara
    bermakna meningkatkan kualitas tidur pada lansia.

    Relaksasi otot progresif dapat dipertimbangkan sebagai terapi
    komplementer keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur lansia. Penerapan
    latihan relaksasi otot progresif sebagai intervensi keperawatan mandiri di panti
    wedha sebaiknya ditetapkan dalam bentuk prosedur tetap.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi