Text
TINDAK TUTUR KIAI JAWA DALAM PENGAJIAN: KAJIAN ETNOPRAGMATIK
TINDAK TUTUR KIAI JAW A DALAM PENGAJIAN:
KAJIAN ETNOPRAGMA TIK
Disertasi lID berpijak pada etnopragmatik yang ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 010040007561 400 Set t Perpustakaan Pusat (Reference kls.400) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 400 Set t/R.18.16.13Penerbit Fakultas Ilmu Budaya : Bandung., 2017 Deskripsi Fisik xx, 446 hlm.; ill.: 29 cm.Bahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 400 Set tTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik ReferencePernyataan Tanggungjawab SETIAWAN EDI WIBOWO -
TINDAK TUTUR KIAI JAW A DALAM PENGAJIAN:
KAJIAN ETNOPRAGMA TIK
Disertasi lID berpijak pada etnopragmatik yang dimaksudkan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan tindak tutur kiai Jawa, strategi tindak tutur kiai
Jawa, dan nilai budaya Jawa yang terkandung pada tuturan kiai Jawa dalam
pengajian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat etnografi
sinkronis. Data dideskripsikan seeara eksplanatif dengan data berupa tuturan kiai
yang berasal dari Jawa Tengah (Rembang dan Demak) berdialek Mataraman dan
Jawa Timur (Tuban) berdialek pantura dalam kegiatan pengajian. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi yang berteknik lanjutan teknik
rekam, simak, dan eatat. Etnopragmatik didukung oleh toori-teori ekletik, yaitu
teori tindak tutur Searle (1979), strategi tindak tutur Wijana (1996), (Rahardi,
2005), dan (Kridalaksana, dkk,. 2001), serta nilai budaya Jawa Geertz (1961)
sebagai teori utama, Suseno (1985), Gunarwan (1996), Mardimin (2010), dan
Pranowo (2012) sebagai toori pendukung. Temuan penelitian ini berupa
perwujudan tindak tutur kiai Jawa yang dapat diperikan menjadi pelbagai kategori
dan subkategori tindak tutur, yakni: (1) tindak tutur asertif (TT A),
termanifestasikan dalam sub-TT A: mengirformasikan sesuatu, menjelaskan,
menceritakan, menggambarkan, meyakinkan, menyindir, dan mengutamakan; (2)
tindak tutur direktif (TTD), termanifestasikan dalam sub-TTD: mefarang,
memerintah, mengajak, mengkritik, dan menyarankan; (3) tindak tutur komisif
(TTK), termanifestasikan dalam sub- TTK: menawarkan; (4) tindak tutur ekspresif
(TTE), termanifestasikan dalam sub- TTE: mendoakan, memuji, menyanjung,
merendah, kesungkanan, keengganan, menghormati, mengefuh, berkefakar, dan
menyalahkan. Strategi tindak tutur kiai Jawa dalam pengajian dimanifestasikan
dalam empat eara, yaitu: tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung
literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak
literal. Kiai Jawa memiliki jiwa Jawi dan masih mempertahankan serta
memegang teguh prinsip-prinsip tiang Jawi 'orang Jawa'. Wujud pematuhan
terhadap nilai-nilai budaya Jawa, oleh kiai dalam pengajiannya diejawantahkan
dalam bentuk: (1) prinsip rukun trukun) termanifestasikan dalam sikap rendah hati
(andhap asor), sikap menyesuaikan diri (empan papan), sikap menjaga perasaan
(njaga rasa), sikap mengadu dan mengolah ketajaman perasaan (adu rasa dan
angon rasa), sikap mau bekorban, sikap mawas diri (mu/at salirai, sikap tenggang
rasa (tepa seliray, dan sikap bersaudara (semedufur) yang tercermin dalam sikap
mengkritik, sikap berbagi, sikap sabar, sikap jujur, sikap pemaaf (sugih
pangapura), dan sikap mendoakan; (2) prinsip hormat (kurmat) termanifestasikan
dalam sikap menghormati, sikap menyanjung, dan sikap keseganan. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.