Detail Cantuman

Image of PERGESERAN PRANATA PENYANTUNAN LANSIA DARI KELUARGA LUAS KE PANTI WERDHA PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT : Studi Kasus PSTW Sabai Nan Aluih dan PSTW Kasih Sayang Ibu

 

PERGESERAN PRANATA PENYANTUNAN LANSIA DARI KELUARGA LUAS KE PANTI WERDHA PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT : Studi Kasus PSTW Sabai Nan Aluih dan PSTW Kasih Sayang Ibu


Pergeseran pranata penyantunan lansia dari keluarga luas ke panti werdha
pada masyarakat Minangkabau di Sumatera Baiat mendorong timbulnya ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    02081Perpustakaan PusatTersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    301 Alf p/R.17.9.1
    Penerbit Pascasarjana Program Doktor Ilmu Politik UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xxi,;351 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    301 Alf p
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pergeseran pranata penyantunan lansia dari keluarga luas ke panti werdha
    pada masyarakat Minangkabau di Sumatera Baiat mendorong timbulnya
    pertanyaan mengapa perubahan itu bisa terjadi dalam masyarakat Minangkabau
    yang secara teoritis memiliki pranata sosial yang lengkap untuk menyantuni.

    Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Sabai Nan Aluih, Sicincin dan
    Panti Werdha Kasih Sayang Ibu, Batusangkar dengan menggunakan pendekatan
    kombinasi, kuantitatif dan kualitatif Setelah penelitian kuantitatif di panti werda
    dilakukan, dilanjutkan dengan melakukan penelitian kualitatif di sembilan
    keluarga lansia terpilih yang tersebar di sembilan lokasi berbeda di wilayah
    Propinsi Sumatera Barat. Fokus penelitian adalah pergeseran pranata penyantunan
    dari keluarga ke panti werdha berkaitan dengan penyebab lansia disantuni dan
    perubahan sosial yang terjadi di keluarga luasnya.

    Hasil penelitian menunjukkan penyebab lansia disantuni di panti werdha
    beragam dan tidak tunggal. Ada yang merupakan konsekuensi terjadinya
    perubahan sosial dalam keluarga seperti diminatinya hidup dalam keluarga inti,
    melemahnya peran dan fungsi harta pusaka, kurang berperannya penghulu kaum
    serta terjadinya konflik keluarga. Ada pula disebabkan konsekuensi dari perilaku
    buruk di masa lalu seperti perilaku suka kawin cerai dan perilaku kurang memberi
    perhatian terhadap keluarga hills di masa muda. Penelitian ini mengungkapkan
    tidak terdapat perbedaan penyebab yang signifikan antara lansia Iaki-laki dan
    lansia perempuan. Panti sebagai lembaga yang menyediakan model penyantunan
    altematif juga berperan menarik minat lansia untuk mendapatkan penyantunan.
    Ketiga hal itu, yaitu: individu lansia, perubahan dalam keluarga luas dan
    keberadaan panti werdha, saling memiliki kaitan sehingga diminatinya praktik
    penyantunan lansia di panti werdha.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi