KOMUNIKASI LINGKUNGAN MASYARAKAT PETANI PEDESAAN
Penelitian ini berangkat dari asumsi awal bahwa masyarakat pedesaan
merupakan komunitas yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan alam ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01000050100062 302.2 Yen k/R.17.146 Perpustakaan Pusat (REF.17.146) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 302.2 Yen k/R.17.146Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2015 Deskripsi Fisik xx,;590 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 302.2 Yen kTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab - -
Penelitian ini berangkat dari asumsi awal bahwa masyarakat pedesaan
merupakan komunitas yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan alam tempat
mereka tinggal. Keterkaitan tersebut diyakini sebagai sebuah proses
komunikasi lingkungan, terutama bagaimana masyarakat memaknai dan
berprilaku terhadap fenomena alam dan kemudian pengetahuan itu
dikomunikasikan sesama mereka dan diteruskan ke genera si berikutnya. Oleh
karena itu, tujuan utama penelitian ini ingin mengetahui dan memahami pola
komunikasi lingkungan masyarakat pedesaan, khususnya di wilayah Desa
Swama Dwipe, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, sebagai bagian dari
komunitas etnis Semende. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
pendekatan etnoekologi komunikasi, dan secara teknis dilaksanakan dengan
metode etnografi komunikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi lingkungan pada
masyarakat Swama Dwipe (Semende) merupakan warisan sejarah dari para
Puyang yang diperlihatkan dalam bentuk pemanfaatan lahan pertanian. Hal ini
berkaitan dengan tatacara bertanam, pembagian lahan, pengaturan perumahan,
pemanfaatan hasil panen, adat istiadat, serta kepercayaan-kepercayaan terhadap
lingkungan alam setempat. Semua aktifitas pemanfaatan lahan pertanian adalah
aktifitas yang simbolik, penuh pemaknaan dari masyarakat dan memiliki
implikasi penting bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat dan lingkungan
setempat. Peristiwa simbolik tersebut berlangsung dalam setting komunikasi
tertentu dan diperlihatkan dalam berbagai topik-topik komunikasi. Unsur-unsur
pelaku kornunikasi memainkan peran penting, dimana unsur-unsur ini memiliki
posisi tersendiri, sesuai dengan stratifikasi sosial yang berlaku di masyarakat.
Stratifikasi sosial ini temyata memiliki keterkaitan yang er at sebagai sebuah
sistem komunikasi lingkungan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Pengelompokan juga menunjukkan terjadinya proses belajar masyarakat
terhadap Iingkungan.
Melalui pendekatan etnoekologi komunikasi, penelitian 1111
menyarankan agar wilayah kajian keilmuan komunikasi, terutama komunikasi
lingkungan harus terfokus pada pada inti dari keilmuan komunikasi, yaitu
pemaknaan simbolik yang berakar dengan aspek budaya dan lingkungan.
Etnoekologi kornunikasi bisa dijadikan terobosan penting untuk memahami
manusia dan lingkungan dalam sebuah kesatuan yang tak terpisahkan. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.