Detail Cantuman

Image of Implementasi kebijakan rehabilitasi kesejahteraan sosial dalam penanganan pengemis oleh Dinas sosial kota Bandung

 

Implementasi kebijakan rehabilitasi kesejahteraan sosial dalam penanganan pengemis oleh Dinas sosial kota Bandung


Permasalahan penelitian diawali belum berhasilnya kebijakan rehabilitasi
sosial dalam menangani pengemis di Kota Bandung. Pendekatan yang ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    0851Perpustakaan PusatTersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    351 Mar i/R.17.329.1
    Penerbit Program Pascasarjana Program Doktor Ilmu Administrasi Publik UNPAD : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    ix,;285 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    351 Mar i
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Permasalahan penelitian diawali belum berhasilnya kebijakan rehabilitasi
    sosial dalam menangani pengemis di Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan
    dalam penelitian ini melalui implementasi kebijakan publik yang mengacu pada
    pendapat Mazmanian dan Sabatier, terutama dalam menangani pengemis
    perkotaan secara efektifberdasarkan kebijakan pemerintah kota Bandung.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk
    mengetahui faktor-faktor implementasi kebijakan rehabilitasi sosial dalam
    penanganan pengemis di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untuk memberikan
    gambaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan kebijakan rehabilitasi sosial
    dalam penanganan pengemis tidak berhasil. Hal ini dibuktikan di kota Bandung
    dengan masih banyaknya pengemis kembali turun ke jalanan.

    Hasil penelitian terungkap bahwa belum berhasilnya implementasi
    kebijakan rehabilitasi sosial penanganan pengemis di kota Bandung, disebabkan
    faktor internal yang berasal dari terbatasnya pendanaan kegiatan, terbatasnya
    jumlah aparatur dalam mengevaluasi penanganan pengemis, serta minirnnya
    sarana dan prasarana rehabilitasi penanganan pengemis. Sementara itu faktor
    ekstemal berasal dari sikap dan perilaku masyarakat yang masih belum
    mendukung proses penanganan dan rehabilitasi pengemis secara efektif sehingga
    semakin sui it diwujudkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

    Mengacu pada fakta di atas, terlihat faktor-faktor tersebut belum efektif
    menstrukturkan proses pelaksanaan rehabilitasi penanganan pengemis sehingga
    menjadi faktor penghambat yang sangat serius dalam proses implementasi
    kebijakan rehabilitasi penanganan pengemis di Kota Bandung. Maka konsep baru
    yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah merubah kebijakan rehabilitasi yang
    bersifat konvensional menjadi kebijakan rehabilitasi yang bersifat multi dimensi,
    dalam artian konvensional adalah masih menggunakan metode pembinaan di
    penampungan sementara, dirubah menjadi metode pembinaan multi dimensi, yaitu
    adanya tempat permanen khusus rehabilitasi pengemis dengan dilengkapi sarana
    dan prasana keterampilan, keahlian dan pendidikan.

    Merubah metode pembinaan multi dimensi tersebut perlu didukung oleh
    koordinasi lintas institusional dengan melibatkan lembaga lainnya, alokasi dana
    yang memadai serta dukungan SDM yang terkait dengan bidang sosial. Sehingga
    secara permanen pula pengemis perkotaan di Kota Bandung akan hilang
    jumlahnya.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi