Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Marginalisasi nPerempuan masyarakat Batak Pakpak Di Desa Pegagan Julu VIII, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara


ABSTRAK
Studi marginalisasi perempuan Batak Pakpak merupakan studi isu ketimpangan gender di desa Pegagan Julu VIII, kecamatan Sumbul, ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4547D4547Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4547
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Studi marginalisasi perempuan Batak Pakpak merupakan studi isu ketimpangan gender di desa Pegagan Julu VIII, kecamatan Sumbul, kabupaten Dairi di Sumatera Utara. Studi ini adalah studi kualitatif yang berperspektif feminis dengan mengangkat berbagai pengalaman praktik marginalisasi perempuan Batak Pakpak berdasarkan kategori sosial klan (marga), usia, strata sosial ekonomi, status perkawinan dan tempat tinggal di berbagai kelembagaan sosial masyarakat Pakpak.
    Terkait dengan topik marginalisasi sebagai fenomena ketimpangan gender maka studi ini mengkaji 1) bagaimanakah proses sosial marginalisasi perempuan di kelembagaan sosial masyarakat Batak Pakpak yang berlatarbelakang sistem dan struktur sosial patriarkhi dan 2) bagaimanakah dampak marginalisasi dalam kehidupan sosial perempuan Batak Pakpak. Perspektif Feminis Sosialis (Struktural) dipakai sebagai kerangka teoritis menganalisa proses dan dampak marginalisasi perempuan pada kelembagaan sosial Batak Pakpak mulai lembaga keluarga (domestik) sampai pada lembaga adat, pendidikan, politik dan ekonomi (publik) bertolak dari sudutpandang (standpoint) perempuan sebagai subjek penelitian.
    Temuan studi ini mengungkapkan bahwa proses marginalisasi perempuan di kelembagaan sosial masyarakat Batak Pakpak pada intinya bersumber dari sistem kekerabatan/kemasyarakatan patrilineal yang mewujud dalam struktur sosial yaitu “ideologi gender patriarki”. Ideologi gender patriarki yang menstruktur dan terintegrasi dalam patriaki privat di lembaga keluarga dan patriarki publik di lembaga adat, pendidikan, ekonomi dan politik. Penstrukturan kedua patriarki kemudian mengkonstruksi adanya relasi gender yang asimetris pada perempuan dalam semua lembaga sosial masyarakat Batak Pakpak di desa Pegagan Julu VIII. Dilihat secara lintas strata sosial ekonomi, maka fenomena marginalisasi memperlihatkan suatu dampak berupa fenomena yang semakin memiskinkan perempuan terutama perempuan kalangan strata bawah.
    Merujuk pada temuan tersebut, studi ini akhirnya merekomendasikan solusi struktural berupa perlunya perubahan struktural di kelembagaan sosial masyarakat Pakpak. Konkritnya, perubahan struktural berwujud kebijakan struktural serta berkekuatan struktural yang digagas di luar sistem sosial masyarakat Batak Pakpak. Kebijakan struktural ini berupa “norma baru” yang dapat dilakukan melalui wewenang pemerintah daerah selaku stakeholder bekerja sama dengan lembaga atau “ornop” yang konsen pada penanganan isu perempuan. Norma baru yang dimaksud adalah norma kesetaraan gender yang disosialisasikan dalam bentuk pendidikan pada anak perempuan di keluarga dan perempuan diberi akses dan kontrol yang sama dengan laki-laki di lembaga publik. Sosialisasi norma baru ini harus melibatkan laki-laki sebagai stakeholder di keluarga atau sektor hulu dan elit tokoh adat di lembaga adat, elit pendidikan, elit ekonomi dan elit politik sebagai sektor hilirnya.
    Kata kunci: marginalisasi perempuan, patriarki privat, patriarki publik, pemiskinan perermpuan

    ABSTRACT
    Marginalization of women's studies Pakpak Batak is a study of the issue of gender inequality in the village Pegagan Julu VIII, SumbuL, Dairi regency in North Sumatra. This study is a qualitative study feminist perspective by raising a variety of practical experience marginalization of women Batak Pakpak based social categories clan (clan), age, socio-economic strata, marital status and place of residence in various social institutions of society Pakpak.
    Related to the topic of marginalization as a phenomenon of gender inequality, this study examines 1) How the social process of marginalization of women in social institutional backgrounds Batak Pakpak system and patriarchal social structure and 2) How the impact of women's marginalization in the social life of Batak Pakpak. Perspective Feminist Socialist (Structural) was used as a theoretical framework to analyze the processes and effects of marginalization of women in social institutions Batak Pakpak start a family institution (domestic) to the customs agency, education, politics and economics (public) leave from the standpoint (standpoint) women as research subjects.
    Findings from this study revealed that the process of institutional marginalization of women in society Batak Pakpak essentially derived from kinship system / patrilineal community that manifests in the social structure that is "gender ideology of patriarchy". Patriarchal gender ideology structures and integrated in the private patriarchy in the family institution and public patriarchy in traditional institutions, education, economics and politics. Structure of private and public patriarchal both of them then construct their asymmetrical gender relations in women in all social institutions in the village of Batak Pakpak Pegagan Julu VIII. From this fenomena that seen across socio-economic strata made the phenomenon of marginalization showed an impact in the form of a phenomenon that impoverish women, especially women among the lower strata. Referring to the findings, the study ultimately recommends structural solutions in needs for structural changes in the social institutions of society Batak Pakpak
    Concretely, structural change manifest to structural policy and structural strength that was initiated outside the social system Batak Pakpak. This structural policy in the form of "new norm" can be implemented by the authority of local governments as stakeholders in collaboration with other organizations or "NGOs" which concentrated on the handling of women's issues. The new norm was the norm of gender equality in the form of socialized education gender awareness and gender equality training activity to the parents in the family institution as the upstream sector and the elite of the traditional leaders in customary institutions as well as educational elite, and the elite economic and political elite as the downstream sector.
    Keywords: marginalization of women, private patriarchy, public patriarchy, and feminitation of poverty.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi