Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Proses Konsolidasi Demokrasi Pada Nagari Di Sumatera Barat


Latar belakang permasalahan penelitian ini berangkat dari sebuah “celah kosong”
yang belum dianalisis oleh beberapa peneliti terkait ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4606AD4606APerpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4606
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Latar belakang permasalahan penelitian ini berangkat dari sebuah “celah kosong”
    yang belum dianalisis oleh beberapa peneliti terkait dengan konsolidasi demokrasi
    yaitu proses konsolidasi demokrasi ternyata membutuhkan habitus, norma-norma,
    budaya, kelembagaan serta intermediasi negara dengan masyarakat lokal yang
    tercemin dalam bentuk kebijakan. Pertanyaan kunci pada penelitian ini diarahkan
    pada bagaimana proses konsolidasi demokrasi yang terjadi pada Nagari di
    Sumatera Barat? Tujuan dari penelitian ini adalah; (i) Mengkaji dan menganalisis
    bagaimana dinamika politik lokal berproses dalam konsolidasi demokrasi pada
    Nagari, serta analisis hubungan pusat-daerah yang dibingkai oleh negara dalam
    bentuk intervensi pada pemerintahan Nagari di Sumatera Barat (sejak periode
    tahun 1979 sampai dengan tahun 2015), yang dilihat dari polarisasi kekuasaan,
    potensi konflik yang menyertainya, serta kultur lokal yang ada di Nagari; (ii)
    mengkaji dan menganalisis peran neoinstitusionalisme sosiologis di lihat
    berdasarkan jaringan politik kultural yang membentuk aliansi politik pada
    lembaga-lembaga Nagari ketika berproses dalam konsolidasi demokrasi lokal; dan
    (iii) mengkaji dan menganalisis peran neoinstitusionalisme historis (kebijakan
    politik yang dibuat pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
    kabupaten), ketika menjadi bagian dari proses konsolidasi demokrasi lokal.
    Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah postpositive eksploratif, Lokasi
    penelitian ini difokuskan pada karakteristik Nagari berdasarkan pada wilayah atau
    luhak, dan Rantau. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara
    purposive dan snowball. Hasil dari penelitian ini adalah ada tiga tahap terjadinya
    proses konsolidasi pada Nagari di Sumatera Barat. Tahap pertama merupakan
    proses pembentukan sebuah ide dasar dari demokrasi, tumbuhnya pola-pola dan
    dinamika demokrasi tradisional yang dilambangkan dengan musyawarah dalam
    pencapaian keputusan serta pembagian kekuasaan. Tahap kedua, merupakan
    permulaan Nagari berada di bawah intervensi negara (baca: pemerintah pusat)
    pada rezim Orde Baru (1979-1998)). Tahapan yang ketiga yaitu kembali “ber-
    Nagari” di lakukan guna menghindari pseudo Nagari (2000-2015).

    Kata Kunci: Konsolidasi Demokrasi, Habitus, Nagari, Negara.

    Abstract
    The background of this research problem stems from There is an "empty gap" that
    has not been analyzed by some researchers related to the consolidation of
    democracy i.e. the process of democratic consolidation apparently requires the
    habituation of norms, cultures and institutions, as well as the intermediation of
    the state with the local community as reflected in the form of policy. Key question
    of the study focuses on the consolidation process of local democracy occurring in
    West Sumatra. The purpose of this research is: (i) Reviewing and analyzing the
    political dynamics of the region in the process of consolidating local democracy
    and reviewing and analyzing the central-local governments relation imposed by
    the state in the form of intervention in the Nagari governance; (ii) examining and
    analyzing the sociological role of neo-institutionalism viewed under cultural
    political networks that form political alliances in Nagari institutions in the
    consolidation process of local democracy; and (iii) examining and analyzing the
    historical role of neo-institutionalism (the political policies made by the central,
    provincial, and district governments), as part of the local process of democratic
    consolidation. The method used in this study is postpositive explorative. The
    location of this study is selected based on the characteristics of Nagari according
    to its region or luhak, and Rantau. The data collection technique is purposive and
    snowball. The result of this research is: there are three stages of consolidation
    process in Nagari, West Sumatera. The first stage is the process of forming an
    underlying idea of democracy, the growth and dinamic of traditional democratic
    patterns symbolized by deliberations in the decision-making and distribution of
    power. The second stage is the beginning of Nagari under state intervention (of
    central government) in the New Order regime (1979-1998). The third stage is
    returning to Nagari, conducted to avoid pseudo-Nagari (2000-2015).

    Keywords: Democratic Consolidation, Habitus, Decentralization, Nagari, the
    State.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi