Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Kajian Perubahan Daratan Dan Ekosistem Perairan Pulau Panjang Kabupaten Jepara


Pulau Panjang termasuk dalam kategori pulau kecil, tetapi memiliki potensi ekologi yang penting, potensi wisata dan perikanan. Pulau Panjang memiliki ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    TM545TM545Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    TM545
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pulau Panjang termasuk dalam kategori pulau kecil, tetapi memiliki potensi ekologi yang penting, potensi wisata dan perikanan. Pulau Panjang memiliki 2 ekosistem perairan penting, yaitu ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang merupakan penghasil plasma nutfah bagi perairan sekitarnya. Meskipun mempunyai potensi untuk dikembangkan, Pulau Panjang bersifat rentan terhadap perubahan lingkungan. Meningkatnya tekanan ekologis pada pulau tersebut menyebabkan perubahan ekosistem dan habitat di perairan Pulau Panjang dan wilayah pesisirnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan luas daratan, ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun dari tahun 2001-2016, faktor-faktor yang menjadi pemicu perubahan luas daratan, ekosistem terumbu karang dan padang lamun serta arahan dan strategi pengelolaan Pulau Panjang Kabupaten Jepara.
    Penelitian dilaksanakan di Pulau Panjang Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan adalah campuran concurrent embedded strategy yang mengkombinasikan metode kuantitatif-kualitatif secara simultan tetapi bobot metodenya berbeda. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur perubahan garis pantai serta luasan daratan pulau akibat abrasi dan akresi serta luasan ekosistem perairan. Metode kualitatif untuk menggali faktor-faktor pemicu, tekanan, kondisi, dampak serta respon (DPSIR) yang terjadi serta arahan strategi pengelolaan Pulau Panjang.
    Pulau Panjang dari tahun 2001-2016 luas daratan Pulau Panjang mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya abrasi dan akresi. Panjang garis pantai .juga mengalami penurunan. Pada ekosistem perairan, luas terumbu karang hidup berkurang, luas terumbu mati bertambah dan luasan padang lamun mengalami penurunan. Faktor-faktor pemicu perubahan luasan daratan adalah aktifitas manusia (antropogenik) yang mengganggu keseimbangan ekosistem perairan sehingga faktor hidrooseanografi (faktor alam) yang mestinya stabil berubah menjadi destruktif. Pada ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang menjadi pemicu adalah faktor alam, faktor antropogenik dan faktor sosial ekonomi. Arahan dan strategi pengelolaan terhadap perubahan luas daratan Pulau Panjang Kabupaten Jepara yaitu usaha-usaha rehabilitasi pantai dengan bangunan pelindung pantai maupun vegetasi alami, menjaga kelestarian pantai serta pengendalian sedimentasi sungai. Sedangkan untuk pengelolaan ekosistem perairan (ekosistem terumbu karang dan padang lamun) dengan revitalisasi, rehabilitasi, perlindungan SDA dan ekosistem perairan, pengendalian aktifitas pembangunan serta pengembangan aktifitas pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan baik di Pulau Panjang maupun di Daratan Jepara agar ekosistem perairan tetap terjaga.

    Kata kunci : pulau kecil, abrasi, akresi, DPSIR, terumbu karang, padang lamun

    ABSTRACTS

    Although categorized as a small island, Panjang Island has several strategic values. It has at least two important coastal ecosystems as well as tourism and fishery potential. Those ecosystems are coral reef and seagrass beds which able to produce germplasms for the surrounding water area. On the other hand, Panjang island is vulnerable from the effect of environmental degradations. Increased in ecological pressure may threat the ecosystems, its habitat functions as well as triggering the change coastal areas. The changes in the island coastal area which lead to the changes in the configuration and total area of the island is caused by the occurrence of abrasion and accretion phenomena.
    The research aim was to find the change in the land, coral reef and seagrass beds ecosystem area from 2001-2016. In addition, the factors that affect the changes in the land area, coral reefs and seagrass beds ad well as strategy alternatives than can be used to manage the island are also investigated. The research was conducted in Panjang Island, Jepara. Mixed method with concurrent embedded strategy is used as the research methodology. This method is characterized by the use of different weight but simultaneous quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis is used to measure the change in coastal line and land area that caused by abrasion and accretion as well as the area of water ecosystems, while the qualitative analysis was used to investigate the Driving Force, Pressures, State, Impacts, Responses (DPSIR) from existing condition and also to explore the strategy alternatives for Island development management.
    The result of the research revealed that during 2001-2016 the area of Panjang Island as well as the shoreline reduced because of abrasion and accretion. In aquatic ecosystems, the coral reef as well as seagrass bed area also reduced, on the contrary the area of dead reefs was increased. Anthropogenic activities that disturb the hydro-oceanography balance, which supposed to be stable became destructive, were identified as the causative factors that triggered the area of the island degradation. While for coral reef and seagrass bed ecosystems the causative factors that have identified are environmental (hydro-oceanography), anthropogenic, and socio-economic factors. Direction and strategies for managing the Panjang Island area fluctuation were shoreline rehabilitation that can be done either with coastal protection structure construction or natural vegetation or shoreline preservation with river sediment control. As for the management of aquatic ecosystems to the revitalization, rehabilitation, protection of natural resources and aquatic ecosystems, the control of development activities and the development of environmental friendly natural resources utilization activities both in Panjang Island and in Jepara Land are the key factors that need to be part of the development.

    Keywords: small islands, abrasion, accretion, DPSIR, coral reef, seagrass beds
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi