Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Strategi Pemenangan Partai Politik


Masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya kompetisi politik dalam kontestasi pemilu legislatif 2009 dan 2014 untuk DPRD Provinsi Lampung. Pemilu ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4667D4667Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4667
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya kompetisi politik dalam kontestasi pemilu legislatif 2009 dan 2014 untuk DPRD Provinsi Lampung. Pemilu legislatif 2014 yang dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Lampung menjadikan tantangan dan kompetisi politik menjadi lebih komplek bagi partai politik. Hal ini menjadikan partai politik peserta pemilu seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan rumusan strategi politik yang berorientasi pada pemenangan politik. Teori strategi politik, political marketing, dan strategi kampanye digunakan sebagai pijakan utama dalam menganalisis strategi pemenangan yang dilakukan PKS Lampung dalam merancang dan mengimplementasikan strategi political marketing dalam pemenangan politik.
    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengumpulan data melalui proses wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari internal PKS Lampung (Pengurus dan Anggota DPRD dari PKS Lampung) dan pihak eksternal meliputi akademisi, pengamat, jurnalis media massa, dan masyarakat. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
    Hasil penelitian ini menunjukan, Pertama, Strategi political marketing PKS dalam pemenangan pemilu legislatif 2009 dan 2014 dilakukan dengan pendekatan model MOP. Diantara model product oriented party (POP), sales oriented party (SOP) dan market oriented party (MOP) PKS Lampung lebih dominan pada karakteristik model MOP. Karakteristik MOP ala PKS Lampung ini menunjukan stabilitas perolehan suara pada pemilu legislatif 2009 dan 2014. Manajerial kepartaian dan militansi kader PKS menjadi kekuatan utama penggerak mesin partai dalam proses strategi pemenangan politik. Penerapan model MOP ini dilakukan melalui strategi: pencitraan politik, ketokohan politik, kampanye permanen, budaya politik lokal, jaringan sosial, media massa, pelayanan masyarakat, penguatan kepemimpinan PKS, pengokohan militansi kader, dan penguatan komunikasi politik. Kedua, Evaluasi politik di lakukan PKS Lampung dalam upaya perbaikan strategi pemenangan politik melalui hasil riset politik di internal partai. Ketiga, Faktor lain dalam pemenangan PKS Lampung adalah pola strategi kampanye pass political marketing yang dilakukan PKS dengan menggunakan jaringan individu, kelompok, dan organisasi yang memiliki pengaruh di masyarakat. Keempat, Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pemenangan PKS pada pemilu legislatif 2009 dan 2014 meliputi; modalitas keuangan politik yang minim, stigma eksklusif di PKS, persepsi negatif masyarakat tentang PKS, dan kondisi masyarakat yang pragmatis dan apatis terhadap partai politik.
    Temuan dalam penelitian ini adalah tahapan evaluasi politik dibutuhkan untuk melengkapi tahapan-tahapan dalam model political marketing POP-SOP-MOP, dimensi tahapan evaluasi politik ini dilakukan sebagai upaya dalam menilai evektivitas strategi politik dalam mencapai tujuan politik. Dengan melakukan evaluasi politik maka partai politik dapat melakukan proses eksplorasi, eksplanasi, dan ekspansi terhadap strategi-strategi pemenangan politik di masa mendatang. Argumentasi ini dibangun berdasarkan analisis dan evaluasi internal PKS bahwa “kader effect” dan militansi kader yang telah terbangun di PKS Lampung menunjukkan kekokohan sistem nilai di PKS.

    Kata Kunci: Pemilu Legislatif, Political Marketing, Evaluasi Politik, Militansi Kader.

    ABSTRACT

    The problem of this research was the political competition in the legislative election 2009 and 2014 contests for electing members of Regional House of Representative in Lampung province. Legislative election in 2014 that was performed together with the Head/Vice Head of Lampung province became a more complex political challenge and competition for political parties. This made political parties joining the election such as Keadilan Sejahtera Party (PKS) to formulate political wining oriented political strategies. Theories of political strategy, political marketing, and campaign strategy were used as main bases in analyzing winning strategy by PKS in Lampung in designing and implementing political marketing strategy in political winning.
    This was a qualitative research. Data were collected by using interviews, library research and documentations. Informants were coming from internal members of PKS in Lampung (administrators and members of Regional House of Representative coming from PKS in Lampung) and external informants from academicians, observers, mass media journalists, and public. Data were processed and analyzed by using data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
    The results showed that, first, the PKS political marketing strategy in winning legislative election in 2009 and 2014 used MOP model approach. Amongst models such as product oriented party (POP), sales oriented party (SOP) and market oriented party (MOP), PKS in Lampung was more dominantly used characteristics in MOP model. The MOP characteristics a la PKS in Lampung showed stability in the vote acquisition in legislative election in 20019 and 2014. Party management and cadre militancy of PKS became a main strength in driving party machine in the process of political winging strategy. The MOP model was implemented through strategies of: political imaging, political figures, permanent campaigns, local political culture, social networks, mass media, public service, PKS leadership strengthening, cadre militancy enforcing, and political communication strengthening. Second, the political evaluation performed by PKS in Lampung as its efforts to improve political winning strategy through political research result in the internal of party. Third, other factors in PKS winning of PKS in Lampung were pass political marketing campaign strategy pattern that was performed by PKS by using individual networks, group networks, and organizations that were influential in public. Fourth, factors becoming obstacles in winning PKS in legislative election in 2009 and 2014 included: minimum political financial capitals, exclusive stigma in PKS, public negative perception toward PKS, and pragmatic and apathetic public conditions towards political parties.
    Findings in this research were political evaluation stages required to complete stages in the model of political marketing of POP-SOP-MOP, and this political evaluation stage dimension was done as an effort to assess the political strategy effectiveness in obtaining the political objectives. By evaluating politics, the political parties can do processes of exploration, explanation, and expansion toward political winning strategies in the future. This argument was built based on the internal analysis and evaluation of PKS that the “cadre effect” and cadre militancy that had been developed in the PKS in Lampung showed sturdiness of value system in PKS.

    Keywords: legislative election, political marketing, political evaluation, cadre militancy
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi