Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Pemanfaatan Limbah Sayur Dan Buah Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Dan Pupuk Organik Cair


Proses distribusi sayuran dan buah-buahan setiap harinya di Kota Bandung, Indonesia, dari berbagai daerah mencapai ratusan ton dan menghasilkan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    TM573TM573Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    TM573
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xii, 126hlm.; 29,5cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Proses distribusi sayuran dan buah-buahan setiap harinya di Kota Bandung, Indonesia, dari berbagai daerah mencapai ratusan ton dan menghasilkan banyak sampah organik. Selain pendekatan waste to product, pemanfaatan limbah sayur dan buah dapat diupayakan juga melalui konsep waste to energy. Limbah sayur dan buah memiliki potensi biologis dan kimia untuk menghasilkan bioetanol. Potensi biologis yang dimiliki oleh mikroorganisme indigenous diujikan untuk fermentasi limbah sayur dan buah. Dua strain khamir indigenous S1.2 dan S2.2 menunjukkan kemampuan fermentasi etanol yang sangat baik. Sifat fisiologis dan sekuens ITS dan D1/D2 LSU berbasis PCR menunjukkan bahwa strain S1.2 terkait erat dengan Hanseniaspora opuntiae dan strain S2.2 Pichia Fermentans. Kedua strain tersebut tumbuh dengan baik pada 25-30°C dan pH 3-6 serta mampu memfermentasi berbagai monosakarida seperti glukosa, xilosa, manosa, galaktosa, fruktosa, dan arabinosa.
    Produksi bioetanol dengan perlakuan K3B1 yaitu konsorsium Hanseniaspora opuntiae dan Pichia fermentans yang memfermentasi limbah pisang selama 3 hari dalam suhu ruang merupakan perlakukan terbaik dimana menghasilkan kadar bioetanol tertinggi yakni 4,91% pada skala laboratorium dan 19% pada skala semi pilot. Sedangkan sisa penyulingan bioetanol mengandung 2,83% karbon (C), 0,16% nitrogen (N), 0,45% fosfat (P) dan 1,13% kalium (K), dimana nilai tersebut belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan di SNI 19-7030-2004 tentang pupuk organik cair.
    Skema produksi yang dibuat mampu menghasilkan titik impas pada produksi 8.656 liter bioetanol dan 19.591 kemasan (5 liter) pupuk organik cair dengan hasil analisis kelayakan menunjukkan NPV Rp. 2.508.175.656,-, BCR 1,41 dan IRR 56,41%. Selain itu, dari segi lingkungan, pengolahan limbah pisang menjadi bioetanol mampu memenuhi kebutuhan listrik sepenuhnya di Pasar Induk Gedebage, menurunkan emisi karbondioksida mencapai 61,1%, menurunkan rasio C/N menjadi sesuai standar dan menggantikan 5,8% ketergantungan terhadap pupuk sintetis.


    Kata Kunci: Analisis Kelayakan, Fermentasi, Identifikasi Khamir, Produksi Bioetanol.

  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi