Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

"PEMODELAN FARMAKOFOR, PENAPISAN MAYA, DAN PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA TUMBUHAN BENALU (LORANTHACEAE DAN VISCACEAE) UNTUK PENEMUAN ANTIKANKER MULUT"


Terapi tertarget untuk kanker mulut/ karsinoma skuamos sel rongga mulut (KSSRM)
dengan cetuximab, mAb anti-EGFR masih menunjukkan adanya ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    TM580TM580Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    TM580
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    x, 91hlm.; 29cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Terapi tertarget untuk kanker mulut/ karsinoma skuamos sel rongga mulut (KSSRM)
    dengan cetuximab, mAb anti-EGFR masih menunjukkan adanya kegagalan lokal
    atau sistemik yang dikaitkan dengan aktivitas sinyal ErbB2. Suatu desain dirancang
    untuk menemukan penghambat tirosin kinase kanker mulut dengan menitikberatkan
    pada dua hal yaitu mentarget EGFR dan ErbB2 secara serempak, serta
    memanfaatkan konformasi kinase inaktif untuk mendapatkan penghambat kinase
    baru yang lebih selektif dan spesifik, juga kesesuaian terhadap KSSRM dan memiliki
    waktu menetap obat lama sehingga mencapai efikasi yang baik. Metoda yang
    digunakan adalah penapisan maya atau in silico terhadap senyawa aktif famili
    Loranthaceae dan Viscaceae berdasarkan fitur farmakofor dan simulasi penambatan
    molekul dengan memanfaatkan lapatinib, inhibitor tirosin kinase dual target EGFRErbB2 yang disetujui FDA untuk pengobatan kanker payudara, sebagai kontrol
    positif.
    Pada penambatan ulang lapatinib didapatkan berturut-turut terhadap EGFR/ErbB2
    nilai ∆G -11 kkal/mol/-10,8 kkal/mol dan nilai ligand efficiency (LE) -0,27/-0,27.
    Hasil penapisan senyawa aktif dihitung nilainya dan didapatkan lima hit dengan nilai
    ∆G dan/atau LE terbaik, yaitu kuersetin, kuersitrin, dodonein, ombuin, dan ikarisida
    B. Hit dengan LE tertinggi (-0,49/0,45) yaitu ikarisida B, suatu (2R)-5-fluoro-2-(2-
    tienil)-1,2-dihidrokuinazolin-4-amina, menunjukkan rintangan sterik (∆G-8,3
    kkal/mol/-7,6 kkal/mol) sehingga dimodifikasi, menghasilkan fitur farmakofor yang
    bertambah namun nilai ∆G dan LE menurun. Sedangkan kuersetin menunjukkan
    nilai ∆G lebih baik, -9,0 kkal/mol/-9,2 kkal/mol dan LE pada ambang batas minimal
    -0,40/-0,41.
    Dapat disimpulkan bahwa inhibitor dual target EGFR/ErbB2 dan konformasi kinase
    inaktif dapat mengatasi resistensi KSSRM terhadap terapi target EGFR. Lapatinib
    menunjukkan afinitas pengikatan yang baik terhadap EGFR/ErbB2 namun nilai
    efisiensinya rendah yang merujuk pada rendahnya efektifitas. Kuersetin sebagai dual
    inhibitor EGFR/ErbB2 terbaik hasil penapisan, berasal dari famili Loranthaceae,
    benalu yang banyak tumbuh di Indonesia. Senyawa flavonol ini memiliki nilai
    afinitas pengikatan (∆G) lebih rendah dari kontrol positif namun nilai LE lebih baik.
    Model fitur farmakofor kuersetin berupa satu interaksi hidrofobik dan dua akseptor
    ikatan hidrogen pada EGFR kinase inaktif dan satu interaksi hidrofobik, tiga akseptor
    ikatan hidrogen, satu donor ikatan hidrogen pada ErbB2 kinase inaktif.
    i
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi