Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Peran Protein Tat Hiv-1  Pada Transporter  Zink Slc39A14 Dan Utilitas Zink Dalam Model Kondrosit Dari Tali Pusat Sebagai Salah Satu Mekanisme Percepatan Osifikasi Endokondral Penyebab Stunting Pada Anak Terinfeksi Hiv


ABSTRAK
Latar belakang: Stunting sering terjadi pada anak terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) meski klinis membaik dengan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4701D4701Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4701
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Latar belakang: Stunting sering terjadi pada anak terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) meski klinis membaik dengan antiretroviral, sehingga teori malnutrisi kronis tidak memuaskan untuk menerangkan stunting. Pada deplesi protein transport zink SLC39A14, kadar zink kondrosit rendah, osifikasi endokondral dipercepat, dan hewan coba menjadi lebih pendek. Protein Tat HIV-1 mungkin menurunkan kadar zink dengan mengikat SLC39A14 serta berkompetisi dengan HDAC4 untuk mengambil zink dalam kondrosit serta mempercepat osifikasi endokondral. Penelitian ini bertujuan meneliti apakah: Protein Tat HIV-1 mengikat dan menurunkan ekspresi transporter zink SLC39A14, mengganggu utilitas zink dengan menurunkan influks zink sehingga meningkatkan kondrosit hipertrofi serta mengikat zink lebih banyak dari HDAC4.
    Metode: Pemodelan in silico ikatan Protein Tat HIV-1 SLC39A14 dengan molecular docking di Faculty of Applied Science, UCSI, Kuala Lumpur. Efek Tat terhadap ekspresi SLC39A14 dan utilitas zink kondrosit dilakukan di Lab Prostem Jakarta. Utilitas zink diwakili kadar zink dan ambilan zink protein Tat HIV-1 dibanding HDAC4. Kondrosit hipertrofi diwakili kadar kolagen 10A, kolagen 2A serta apoptosis. Desain penelitian: trial kontrol acak tersamar, sampel adalah kondrosit hasil diferensiasi sel punca mesenkim tali pusat. Kondrosit kontrol tidak diberi pajanan. Kondrosit pajanan diinkubasi protein Tat HIV-1 rekombinan. Konsentrasi optimal pajanan ditentukan dengan uji metyl tetratoluene pada hari 1 hingga 14. Konsentrasi optimal digunakan dalam prosedur selanjutnya, yakni: ekspresi SLC39A14 dengan imunofluoresensi, konsentrasi zink dengan spektrofotometri, pembandingan afinitas zink Protein Tat HIV-1 dan HDAC4 dengan spektrofotometri, kadar kolagen 10A dan kolagen 2A dengan ELISA, apoptosis dengan flowsitometri, perbandingan afinitas zink dengan spektrofotometri. Analisis statistik menggunakan perbandingan rerata dengan Kruskal-Wallis, uji T dan Mann-Whitney, kemaknaan P
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi