Text
Konversi Dan Konservasi Kebun Bambu Pada Lanskap Budaya Sunda Berdasarkan Perbedaan Kondisi Ekologi Dan Latar Belakang Sosial-Budaya
ABSTRAK
Kebun bambu merupakan agroforestri yang memiliki banyak fungsi baik secara
ekonomi, ekologi ataupun sosial budaya. ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan D4725 D4725 Perpustakaan Sekolah Pascasarjana Tersedia -
Perpustakaan Sekolah PascasarjanaJudul Seri -No. Panggil D4725Penerbit : Bandung., 2020 Deskripsi Fisik -Bahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi NONETipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab - -
ABSTRAK
Kebun bambu merupakan agroforestri yang memiliki banyak fungsi baik secara
ekonomi, ekologi ataupun sosial budaya. Namun, karena memiliki nilai ekonomi
yang rendah keberadaan luasan kebun bambu mengalami konversi menjadi lahan
yang lebih komersial seperti kebun sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
biodiversitas, pengetahuan masyarakat dan struktur ekologi bambu, pemanfaatan
dan pengelolaan, konversi dan konservasi, serta strategi pengelolaan kebun bambu
berkelanjutan berdasarkan perbedaan kondisi ekologi dan latar belakang sosial
budaya. Penelitian ini menggunakan metoda campuran (mixed methods) yang
meliputi aspek biodiversitas dan struktur ekologi bambu, pengetahuan pemanfaatan
dan pengelolaan bambu serta strategi dalam konversi dan konservasi kebun bambu.
Hasil penelitian diperoleh sebanyak 19 jenis bambu berdasarkan pengetahuan emik
dan berdasarkan pengetahuan etik sebanyak 12 spesies pada lokasi berdasarkan
perbedaan kondisi ekologi. Pada lokasi berdasarkan perbedaan latar belakang sosial
budaya diperoleh 20 jenis bambu berdasarkan pengetahuan emik dan 13 spesies
berdasarkan pengetahuan emik. Jenis awi tali/awi apus (Gigantochloa apus)
merupakan jenis yang memiliki nilai SDR dan nilai guna tertinggi serta merupakan
biocultural keystone spesies bagi masyarakat Sunda. Pada lokasi berdasarkan
perbedaan kondisi ekologi sebanyak 66 jenis pemanfaatan bambu yang
dimanfaatkan secara ekonomi, sosial budaya dan fungsi ekologi, sedangkan pada
lokasi berdasarkan perbedaan latar belakang sosial budaya sebanyak 124
pemanfaatan. Berdasarkan aspek-aspek penilaian persepsi masyarakat pengelolaan
kebun bambu yang memiliki nilai persepsi tinggi untuk semua aspek, baik aspek
ekonomi, ekologi ataupun sosial budaya merupakan model pengelolaan yang
terbaik. Hasil penelitian menunjukkan kebun bambu pada lokasi dataran menengah
lebih terkonservasi dibandingkan dengan lokasi dataran tinggi atau dataran rendah,
sedangkan kebun bambu di lokasi dengan sistem sosial budaya transisi lebih
terkonversi dibandingkan dengan kebun bambu di lokasi dengan sistem sosial
budaya tertutup atau terbuka.
Kata kunci: Biocultural, Kebun Bambu, Pemanfaatan, Pengelolaan, Gradien
Sosio-ekologi
ABSTRACT
Bamboo garden is an agroforestry which has many functions both economically,
ecologically or socially culture. However, because it has a low economic value the
existence of an area of bamboo gardens has been converted into more commercial
land such as a vegetable-crop garden. This study aims to examine biodiversity,
community knowledge and ecological structure of bamboo, utilization and
management, conversion and conservation, and strategies for sustainable
management of bamboo gardens based on differences in ecological conditions and
socio-cultural backgrounds. This research used mixed methods which include
aspects of biodiversity and ecological structure of bamboo, knowledge of bamboo
utilization and management as well as strategies in the conversion and
conservation of bamboo gardens. The results were obtained as many as 19 species
based on emic knowledge and based on ethic knowledge as many as 12 species at
locations based on differences in ecological conditions. At locations based on
differences in socio-cultural backgrounds 20 species were obtained based on emic
knowledge and 13 species based on emic knowledge. The species of awi tali / awi
apus (Gigantochloa apus) is a species that has the highest SDR value and use value
and is a biocultural keystone species for Sundanese people. In locations based on
differences in ecological conditions as many as 66 types of bamboo utilization were
utilized economically, socio-culturally and in ecological functions, while at
locations based on differences in socio-cultural backgrounds there were 124 uses.
Based on aspects of the assessment of community perception of bamboo garden
management that has a high perception value for all aspects, both economically,
ecologically or socio-culturally aspects is the best management model. The results
of the study show that bamboo garden at medium land locations are more conserved
than upland or lowland locations, while bamboo gardens in locations with
transitional social cultural systems are more converted than bamboo garden in
locations with closed or open socio-cultural systems.
Keywords: Bamboo Garden, Biocultural, Management, Socio-ecological
gradient, Utilization -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.