Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Model Pengelolaan Kolaboratif Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Pelawan Di Kabupaten Bangka Tengah


ABSTRAK

DIAN AKBARINI. Model Pengelolaan Kolaboratif Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Pelawan di Kabupaten Bangka Tengah. Dibimbing ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    D4735D4735Perpustakaan Sekolah PascasarjanaTersedia
  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4735
    Penerbit : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK

    DIAN AKBARINI. Model Pengelolaan Kolaboratif Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Pelawan di Kabupaten Bangka Tengah. Dibimbing oleh Prof. Johan Iskandar, M.Sc. Ph.D, Prof. Dr. Bambang Heru Purwanto, M.S dan Dr. Teguh Husodo, M.Si.
    Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Hutan Pelawan Kabupaten Bangka Tengah merupakan taman keanekaragaman hayati daerah yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi di luar kawasan hutan yang berkonsep in –situ dengan luas 47,04 ha. Keberadaan taman kehati ini lebih diprioritaskan fungsinya sebagai sarana ekowisata, sarana pendidikan dan penelitian. Namun fungsi ini belum dapat berjalan dengan baik dikarenakan pengelolaan yang masih belum holistik dan tidak bersifat kolaboratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi sumber daya alam dan kegiatan yang dilakukan di taman kehati hutan pelawan, menganalisis faktor yang menjadi kendala pengelolaan taman kehati serta membangun model pengelolaan kolaboratif yang sesuai untuk Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Pelawan Kabupaten Bangka Tengah. Metode penelitian menggunakan pendekatan mixed methods kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan potensi sumber daya alam berupa tumbuhan, hewan dan bentang alam mendukung keberlanjutan Taman Kehati Hutan Pelawan. Di Taman Kehati Hutan Pelawan vegetasi tumbuhan tersusun pada ekosistem kerangas, ekosistem rawa darat, ekosistem rawa dalam, hutan sekunder dan ekoton. Taman kehati hutan pelawan memiliki 165 spesies tumbuhan dari 54 famili. Tumbuhan ini terkategori dalam 14 manfaat yaitu sebagai tanaman obat, sumber pangan, tajar tanaman budidaya, penutup tanaman lada, bahan kerajinan, tanaman hias, alat rumahtangga, tali, mainan tradisional, pewarna, pusung madu, sunggau, bahan bangunan dan pakan hewan. Hewan yang ditemukan di taman kehati hutan pelawan terdiri dari 5 kelas hewan yang hidup secara terestrial yaitu aves, reptil, amfibi, insekta dan mamalia serta 10 famili hewan yang hidup di sungai. Flora dan fauna yang terdapat di Taman Kehati Hutan Pelawan secara status konservasi sudah ada yang terkategori vurnerable (rentan) berdasarkan IUCN Red List dan dilindungi berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Faktor yang menjadi kendala dalam pengelolaan Taman Kehati Hutan Pelawan adalah manajemen unit pengelolaan yang disebabkan faktor komunikasi dan koordinasi, konflik kelembagaan serta konflik tata batas. Model pengelolaan kolaboratif yang sesuai untuk pengelolaan taman kehati hutan pelawan adalah Model PETA KEHATIDA, yang disusun berdasarkan sub sistem pengelolaan flora dan fauna, sub sistem pengelolaan pengunjung, sub sistem pengelolaan masyarakat lokal dan sub sistem kelembagaan pemerintah daerah.

    Kata kunci : Taman Keanekaragaman Hayati, pengelolaan kolaboratif, hutan pelawan, Bangka Tengah, sunggau.

    ABSTRACT

    DIAN AKBARINI. Collaborative Management Model of Pelawan Forest Biodiversity Park in Central Bangka District. Supervised by Prof. Johan Iskandar, M.Sc. Ph.D, Prof. Dr.Bambang Heru Purwanto, M.S. and Dr. Teguh Husodo, M.Si.
    The Pelawan Forest Biodiversity Park (Taman Kehati), Central Bangka District, is a regional biodiversity park designated as a conservation area outside the forest area with an in-situ concept with an area of 47,04 hektares. The existence of this biodiversity park is prioritized as a means of ecotourism, education and research facilities. However, this function has not been able to run well because management is still not holistic and not collaborative. The purpose of this study was to analyze the potential of natural resources and activities carried out in the Pelawan Forest Biodiversity Park, to analyze the factors that become obstacles to the management of the Biodiversity Park and to build a collaborative management model suitable for the Pelawan Forest Biodiversity Park, Central Bangka District. The research method uses mixed methods qualitative and quantitative approaches. The results showed the potential of natural resources in the form of plants, animals and landscapes to support the sustainability of the Pelawan Forest Biodiversity Park. The Pelawan Forest biodiversity park plant vegetation is arranged in the kerangas ecosystem, the land swamp ecosystem, the deep swamp ecosystem, the secondary forest and the ecoton.ThePelawan forest biodiversity park has 165 species of plants from 54 families. This plant is categorized into 14 benefits, namely as a medicinal plant, a source of food, cultivated plants, cover of pepper plants, handicraft materials, ornamental plants, household tools, ropes, traditional toys, dyes, honey pusung, sunggau, building materials and animal feed. The animals found in the Pelawan Forest Biodiversity Park consist of 5 classes of animals that live terrestrial, namely aves, reptiles, amphibians, insects and mammals as well as 10 animal families that live in rivers. TheFlora and Fauna in the Pelawan Forest Park are categorized as protected according to the Red List and laws and regulations in Indonesia. The factor that becomes an obstacle in the management of the Pelawan Forest Park is the management of the management unit caused by communication and coordination factors, institutional conflicts and boundary conflicts. The suitable collaborative management model for the management of the Pelawan forest biodiversity park is the PETA KEHATIDA Model, which is compiled based on the flora and fauna management sub-system, the visitor management sub-system, the local community management sub-system and the regional government institutional sub-system.

    Keywords: Biodiversity Park, collaborative management, pelawan forest, Central Bangka, sunggau
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi