Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

Verba Transitif Dalam Bahasa Melayu Riau Kampar: Kajian Struktur dan Sematik


ABSTRAK

Disertasi ini merupakan kajian linguistik dengan judul “Verba(l) Transitif dalam Bahasa Melayu Kampar: Kajian Struktur dan ...

  • Tidak ada salinan data

  • Perpustakaan
    Sekolah Pascasarjana
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    D4360
    Penerbit : .,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    NONE
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK

    Disertasi ini merupakan kajian linguistik dengan judul “Verba(l) Transitif dalam Bahasa Melayu Kampar: Kajian Struktur dan Semantik”. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk (1) menjelaskan afiks yang membentuk verba transitif, (2) menjelaskan makna yang terdapat pada verba transitif, dan (3) menjelaskan peran objek yang terkandung dalam verba transitif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori campuran (eklektik), yang bersumber dari pakar linguistik bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap. Selain metode simak dan metode cakap, data juga dikumpulkan dengan menggunakan metode introspeksi. Setelah data dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan metode distribusional atau metode agih, dengan teknik BUL sebagai teknik dasar dan teknik lesap, balik, sisip, dan teknik ubah wujud sebagai teknik lanjutan.
    Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Afiks yang membentuk verba transitif dalam BMRK dikelompokkan atas dua bagian, yaitu (a) afiks pembentuk verba monotransitif, yang terdiri atas (i) afiks segmental, yakni prefiks ma(N)- dan afiks gabungan prefiks-sufiks ma(N)-ang, ma(N)-eng, ma(N)-in, ma(N)-ong, ma(N)-un, ma(N)-on, ma(N)-i, man(N)-ki, ma(N)-pi, ma(N)-ti, mampa-, mampa-ang, mampa-eng, mampa-in, mampa-ong, dan mampa-un dan (ii) gabungan afiks segmental dan suprasegmental, yakni prefiks ma(N)- dan infiks suprasegmental pada kata yang berakhir dengan bunyi -am, -ang, -in, -iong, -un, dan –uong; (b) afiks pembentuk verba bitransitif, yang terdiri atas (i) afiks segmental, yakni afiks gabungan ma(N)-ang, ma(N)-eng, ma(N)-in, ma(N)-ong, dan ma(N)-on dan (ii) gabungan afiks segmental dan suprasegmental, yakni prefiks ma(N)- dan infiks suprasegmental pada kata yang berakhir dengan bunyi -am, -an, ang, -im, -un, dan –uong; (2) Makna inheren verba transitif,yang terdiri atas (a) makna inheren verba monotransitif, yang terdiri lagi atas makna aktivitas, proses, sensasi tubuh, peristiwa transisional, momentan, dengan persepsi dan pengertian lamban, dan makna relasional, (b) makna inheren verba bitransitif, terdiri atas makna aktivitas dan makna relasional; (3) Peran objek verba transitif terdiri atas (a) peran objek pada verba monotransitif, yang terdiri lagi atas (i) peran sasaran, terjadi apabila PV bermakna aktivitas, proses, sensasi tubuh, peristiwa transisional, momentan, dengan persepsi dan pengertian lamban, dan relasional, sedangkan S berperan pelaku, (ii) peran peruntung, terjadi apabila PV bermakna aktivitas, proses, persepsi dan pengertian lamban, dan relasional, sedangkan S berperan pelaku dan (b) peran objek pada verba bitransitif, yang terdiri atas OPr dan OSk. Pada kalimat yang beverba bitransitif, OPr selalu berperan peruntung dan OSk selalu berperan sasaran. OPr berperan peruntung dan OSk berperan sasaran muncul pada PV bermakna aktivitas dan relasional, sedangkan S berperan pelaku.

    Kata kunci: verba(l) transitif, peran, dan semantik

    ABSTRACT

    This is a linguistics study entitled “Transitive Verb(1) in Kampar Malay Language: The Study of Structure and Semantics ”. It is basically aimed at describing (1) affixes that form transitive verbs, (2) meanings of the transitive verbs, and (3) the function of objects contained in the transitive verbs. The applied theory in this study is (eclectic) gained from both Indonesian and English linguists. The data were gathered by means of the observation and conversation methods. Besides these two methods, introspection method was also used for the data collection. After all of the data were collected, they were then analyzed using distributional or apportioning method based on BUL technique as a basic and deletion, substitution, interruption, permutation as well as transformative as advanced technique.
    From the analysis results, conclusions are drawn as follows: (1) Affixes that form transitive verbs in Kampar Malay language are classified in to two parts: (a) affixes that form mono transitive which consist of (i) segmental affixes: prefix ma(N)- and combination affixes, i.e. prefix-suffix ma(N)-ang, ma(N)-eng, ma(N)-in, ma(N)-ong, ma(N)-un, ma(N)-on, ma(N)-i, man(N)-ki, ma(N)-pi, ma(N)-ti, mampa-, mampa-ang, mampa-eng, mampa-in, mampa-ong, and mampa-un and (ii) the combination of segmental and suprasegmental affixes (b) affixes that form bitransitive verb which include (i) segmental affixes which are the combination of ma(N)-ang, ma(N)-eng, ma(N)-in, ma(N)-ong, and ma(N)-onand (ii) the combination of segmental and suprasegmental affixes: prefix ma(N)- and suprasegmental infixes on the words ended by the sounds –am, -an, ang, -im, -un, and –uong. (2) The inherent meaning of the transitive verb, which contains (a) the inherent meaning of monotransitive verb, which comprises of activity, process, body sensation, transitional event, momentan, with the perception and slow meaning and relational meaning (b) the inherent meaning of bitransitive verb that consist of activity meaning and relational meaning (3) the function of object of transitive verb that are composed of (a) the function of object in monotransitive verbs, which are divided again in to (i) the sasaran function, it occurs when PV referred to activity, process body sensation, transitional event, momentan, with the perception and lamban interpretation and relational(ii) the function of peruntung, which exists when PV means activity, process, perception and lamban interpretation and relational while S serves as an agent and (b)The function of object in bitransitive verbs which incorporate OPr and OSk. In the bitransitive verb sentences, OPralways serves as peruntung and OSk serves as target which are emerged in PV that means activity and relational, while S serves as an agent.

    Key words: transitive verb(1), function, and semantics
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi