Pola komunikasi pemerintah dengan masyarakat (studi kasus pada program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan (pnpm mandiri perkotaan) di badan perencanaan daerah kota cimahi
ABSTRAK
Penelitian tentang pola komunikasi ini berawal dari pengamatan terhadap
realitas yang terjadi pada hubungan antara ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001110700103 302.2 Roh p/P.10 Perpustakaan Pusat (REF.P.10) Tersedia -
Perpustakaan Judul Seri -No. Panggil 302.2 Roh p/P.10Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2010 Deskripsi Fisik 192 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 302.2 Roh p/P.10Tipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Rohayati, Iroh -
ABSTRAK
Penelitian tentang pola komunikasi ini berawal dari pengamatan terhadap
realitas yang terjadi pada hubungan antara pemerintah daerah (Bapeda) di Kota
Cimahi dan masyarakat yang dianggap kurang sinergis dan partisipatif. Kemudian
dari hasil pengamatan tersebut ditemukan permasalahan, yaitu bahwa pemerintah
ternyata menjalankan komunikasi yang sangat formal, dan top-down atau hierarkis
juga tidak terlibat dengan masyarakat secara intens sesuai dengan harapan dan
keinginan masyarakat.
Dasar teoretik yang digunakan untuk menganalisis masalah pola komunikasi
antara pemerintah dan masyarakat ini adalah pendekatan komunikasi organisasional
yang memiliki pengertian suatu proses komunikasi insane yang terlibat dalam suatu
organisasi. Sementara secara umum, tujuannya adalah memperoleh temuan yang
memiliki signifikansi organisasional yang berfungsi sebagai penyadaran,
pemberdayaan atau transformasi sosial.
Penelitian ini juga diteropong oleh pendekata komunikasi partisipatif yang
menjelaskan bahwa komunikasi dialogis adalah syarat tarcapainya partisipasi
masyarakat. Selain itu, secara metodologis digunakan dimensi ontologism, yaitu
berusaha menganalisis pola komunikasi pemerintah dengan masyarakat sebagai
suatu realitas hubungan yang semu atau tidak terbuka dan kurang mengakomodasi
aspirasi masyarakat, ini terjadi karena ada system nilal, aturan, peranan, dan norma
yang dimiliki pemerintah sebagai bagian dari system organisasi. Sementara melalui
dimensi epistemology dijelaskan interaksi peneliti dan objek penelitian yang diteliti
dengan tujuan menemukan permasalah komunikasi atau hambatan-hambatan
komunikasi, pola komunikasi pemerintah dan masyarakat, dan kesadaran partisipatif
masyarakat. Metode penelitian kualitatif ini digall melalui studi kasus dan
wawancara mendalam (indepth interview).
Penelitian ini menghasilkan atau menemukan bahwa telah terjadi pola
komunikasi yang tidak sesuai dengan realitas masyarakat yang menghendaki
keterlibatan pemerintah secara optimal, karena itu peneliti menyarankan agar pola
komunikasi pemerintah yang formal dan top-down dilengkapi dengan komunikasi
yang partisipatif yang bersifat dialogis dan menghendaki kesetaraan di antara ke dua
belah pihak. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.