Detail Cantuman

Image of RANCANGAN INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN REGULASI DIRI DALAM MENCEGAH PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA LHOKSEUMAWE

Text  

RANCANGAN INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN REGULASI DIRI DALAM MENCEGAH PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA LHOKSEUMAWE


Pergaulan remaja saat ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat, karena tidak jarang
remaja sering terjerumus dalam perbuatan yang ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    010030008301155.359 811 42 Rin rPerpustakaan Pusat (Reference Kls. 100 REF.19.27.2)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    155.359 811 42 Rin r/R.19.27.2
    Penerbit Fakultas Psikologi UNPAD : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    xv, 191 hlm. ; ill. ; 29,5 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    155.359 811 42
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    Reference
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pergaulan remaja saat ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat, karena tidak jarang
    remaja sering terjerumus dalam perbuatan yang dapat melanggar batas-batas nilai, moral yang
    mengarah kepada kenakalan remaja yaitu perilaku seksual pranikah. Salah satu cara untuk
    mencegah perilaku seksual pranikah adalah dengan regulasi diri, yang terdiri dari tiga fase yaitu
    forethought (yang terdiri dari talcs analysis dan self-motivation belief), performance (yang terdiri
    dari self-contro dan self-observation), self-reflection (yang terdiri dari self-judgment dan self­
    reaction) (Zimmerman, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran regulasi
    diri dalam mencegah perilaku seksual pranikah. Setelah mendapatkan gambaran regulasi diri
    dalam mencegah perilaku seksual pranikah, maka disusun rancangan intervensi yang dapat
    meningkatkan regulasi diri dalam mencegah perilaku seksual pranikah pada siswa Sekolah
    Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe.

    Untuk memperoleh gambaran regulasi diri, metode penelitian yang digunakan ialah metode
    kuantitatif dengan analisis deskriptif yang bertujuan untuk membuat suatu deskripsi atau
    gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta yang digunakan sebagai dasar
    pembuatan intervensi. Data diperoleh melalui kuisioner "Regulasi Diri Dalam Mencegah
    Perilaku Seksual pranikah". Subjek dalam penelitian ini berjumlah 290 orang siswa yang
    diperoleh berdasarkan metode cluster random sampling yang sesuai dengan karakeristik dan
    dianggap mewakili siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota
    Lhokseumawe merniliki regulasi diri yang rendah (58%), artinya sebagian siswa Sekolah
    Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe belum mampu mengatur dirinya untuk mencapai
    tujuannya yaitu mencegah perilaku seksual pranikah. Hal ini dikarenakan siswa Sekolah
    Menengah Pertama di Kota Lhokseumawe belum mampu menyusun tujuan dan stategi dalam
    mencegah perilaku seksual pranikah, belum mampu memotivasi diri, belum mampu mengontrol
    diri, belum mampu melakukan pemantauan serta belum mampu melakukan penilaian dan
    evaluasi dalam mencegah perilaku seksual pranikah.

    Berdasarkan hasil penelitian, rancangan program intervensi yang dapat meningkatkan regulasi
    diri dalam mencegah perilaku seksual pranikah adalah berupa pelatihan (training) dengan
    menerapkan prinsip experiental learning dan metode role play,diskusi. Intervensi dibagi kedalam
    tiga tahap sesuai dengan konsep teori (Zirnmerrnan,2000). Tahap pertama forethought phase,
    memberikan pengetahuan mengenai perilaku seksual pranikah, mampu menyusun tujuan dan
    strategi serta memotivasi diri dalam mencegah perilaku seksual pranikah. Tahap kedua
    performance phase, menerapakan hasil belajar pada tahap pertama dengan metode role play.
    Tahap ketiga self-reflection phase, memberikan pengetahuan dan melakukan evaluasi terhadap
    adegan yang dilakukan pada tahap kedua.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi