Detail Cantuman

Image of Faktor-faktor kegagalan dan strategi untuk menyukseskan program rehabilitasi lahan kritis

 

Faktor-faktor kegagalan dan strategi untuk menyukseskan program rehabilitasi lahan kritis


FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN DAN STRATEGI UNTUK
MENYUKSESKAN PROGRAM REHABILITASI LAHAN KRITIS

(Studi Kasus Program Bambu di ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001110700159354.334 Nur f/R.25.216Perpustakaan Pusat (REF.216)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    354.334 Nur f/R.25.216
    Penerbit Magister Ilmu Lingkungan : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xiv,;105 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    354.334
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN DAN STRATEGI UNTUK
    MENYUKSESKAN PROGRAM REHABILITASI LAHAN KRITIS

    (Studi Kasus Program Bambu di Kecamatan Ciawi, Jawa Barat, Indonesia)

    Ayu Savitri Nurinsiyah

    Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran

    ABSTRAK

    Pennasalahan lahan kritis di Indonesia merupakan isu yang membutuhkan
    penyelesaian. Berbagai upaya rehabilitasi lahan pun dilakukan oleh Pemerintah,
    salah satunya adalah program pembangunan areal model bambu. Namun, program
    tersebut tidak berjalan sesuai rencana dan menuai kegagalan. Penelitian untuk
    mengungkap faktor-faktor kegagalan program (berdasarkan interaksi antar aktor)
    serta strategi untuk menyukseskan program tersebut di kemudian hari, telah
    dilakukan pada bulan Mei-Juli 2009 dan April-Oktober 2010. Metode studi kasus
    (case study) digunakan sebagai strategi penelitian, serta baik data kualitatif dan
    kuantitatif dikumpulan dengan metode in depth interview, kuisioner, serta studi
    literatur. Faktor kegagalan dianalisis menggunakan Contextual Interaction Theory
    (Bressers, 2001). Teori tersebut juga digunakan untuk menganalisis interaksi aktor
    dan selanjutnya mengarah pada strategi program. Selain itu, strategi juga disusun
    dengan menggunakan desk study atau studi literatur. Hasil penelitian menunjukan
    bahwa faktor kognisi merupakan faktor yang mendominasi kegagalan program
    pembangunan areal model bambu (1,8). Walau begitu, kedua faktor interaksi
    lainnya yaitu motivasi, dan kapasitas- kekuasaan juga memiliki andil dalam
    kegagalan program dengan nilai berturut-turut 0,43 dan 0,56. Strategi yang
    direkomendasikan untuk perbaikan program antara lain pemberdayaan masyarakat
    dan pendampingan intensif untuk meningkatkan faktor kognisi; penguatan
    kelembagaan di organisasi lokal untuk meningkatkan faktor kapasitas dan
    kekuasaan; serta pemberian insentif, kepastian pasar, dan kerjasama dengan
    industri bambu untuk meningkatkan faktor motivasi.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi