Detail Cantuman

Image of Identifikasi Spesies Jamur Penyebab Tinea Kruris Di Perjan RS Dr. Hasan sadikin Bandung Dan RSUP Subang Jawa Barat

 

Identifikasi Spesies Jamur Penyebab Tinea Kruris Di Perjan RS Dr. Hasan sadikin Bandung Dan RSUP Subang Jawa Barat


Tinea kruris adalah dermatofitosis pada daerah lipat paha, genital, pubis,
perineum dan perianal, dapat bersifat akut maupun kronik dan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001030700003616.5 Kur i/R.13.15Perpustakaan Pusat (REF.13.15)Tersedia
  • Perpustakaan
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    616.5 Kur i/R.13.15
    Penerbit magister kedokteran spesialis : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xv,; 87 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    616.5 Kur i
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Tinea kruris adalah dermatofitosis pada daerah lipat paha, genital, pubis,
    perineum dan perianal, dapat bersifat akut maupun kronik dan umumnya disertai rasa
    gatal. Prevalensi tinea kruris di Indonesia belum lengkap namun dari sebagian besar
    daerah merupakan dermatofitosis yang paling sering dijumpai. Jamur penyebab
    berbeda di berbagai tempat, penyebab yang paling sering ditemukan adalah
    Trichophyton rubrum (T. rubrum), Epidermophyton floccosum (E.floccosum) dan
    T. mentagrophytes. Faktor predisposisi tinea kruris antara lain adalah faktor suhu dan
    kelembaban udara yang tinggi.

    Dilakukan penelitian untuk mengetahuijamur penyebab tinea kruris di Perjan
    RS. dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Subang Jawa Barat. Penelitian ini
    dilaksanakan secara survei, dianalisis secara deskriptif, menggunakan metode cross
    sectional dengan subyek penelitian sebanyak 100 orang yaitu masing-masing 50
    orang dari kedua rurnah sakit tersebut.

    Kriteria tinea kruris ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis
    dan pemeriksaan sediaan langsung KOH dan kultur jamur.

    Dari hasil penelitian, karakteristik kedua kelompok subyek penelitian
    berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status gizi
    homogen. Penderita laki-laki (61 %) lebih banyak dari perempuan. Kelompok usia
    terbanyak 15-24 tahun (32%) dan usia 45-64 tahun (30%).

    Hasil pemeriksaan sediaan langsung KOH didapatkan 95% positif Kultur
    positif didapatkan pada 89 orang (89%). Pada 5 penderita dengan pemeriksaan
    sediaan langsung KOH negatif, semuanya menunjukkan kultur positif Sensitivitas
    pemeriksaan sediaan langsung KOH terhadap kultur adalah 94,4% dengan akurasi
    84 %, sedangkan sensitivitas pemeriksaan kultur didapatkan 88, 42%.

    Hasil kultur di Perjan RS dr. Hasan Sadikin Bandung terbanyak adalah
    T. rubrum 39 isolat (78%), 3 isolat diantaranya disertai dengan Candida Spp,
    kemudian E. floccosum 3 (6%), T terestre 3 (6%) sedangkan di RSUD Subang
    didapatkan T rub rum 37 isolat (74%), 8 isolat diantaranya disertai dengan spesies
    lain, lalu E. floccosum 6 (12%), 3 isolat diantaranya disertai dengan spesies lain,
    kemudian T. soudanense 2 (4%) dan T. mentagrophytes 1 (2%). Akumulasi spesies
    jamur yang paling ban yak didapatkan dari hasil kultur di kedua temp at adalah
    T. rubrum 76%, lalu E. floccosum 9%. Spesies jamur penyebab tinea kruris di kedua
    tempat penelitian ini hampir sama. Spesies jamur penyebab tinea kruris di RSUD
    Subang tampak lebih beragam dibandingkan dengan di Perjan RS dr. Hasan Sadikin
    Bandung.

  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi