Kualitas Pelayanan publik bidang infrastruktur di kabupaten bandung barat pasca pemekaran dawrah dari kabupaten Bandung
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui masalah kualitas pelayanan
infrastruktur pasea pemekaran daerah di Kabupaten Bandung Barat. Sebab ...
-
Code CallNo Lokasi Ketersediaan 01001120100159 320 Mul k/R.17.214 Perpustakaan Pusat (REF.17.214) Tersedia -
Perpustakaan Perpustakaan PusatJudul Seri -No. Panggil 320 Mul k/R.17.214Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung., 2012 Deskripsi Fisik xiii,;117 hlm,;29 cmBahasa IndonesiaISBN/ISSN -Klasifikasi 320 Mul kTipe Isi -Tipe Media -Tipe Pembawa -Edisi -Subyek Info Detil Spesifik -Pernyataan Tanggungjawab Mulyana, Yaya -
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui masalah kualitas pelayanan
infrastruktur pasea pemekaran daerah di Kabupaten Bandung Barat. Sebab pelayanan
publik di bidang infrastruktur sejak awal merupakan salah satu alasan masyarakat
untuk menuntut dan kemudian memisahkan diri dari Kabupaten Bandung dan juga
merupakan salah satu tujuan seeara normatif dilakukannya desentralisasi dan otonomi
daerah.
Penelitian ini dilakukan dengan metoda kualitatif dan teknik pengumpulan
data dilakukan melalui observasi yang dilengkapi dengan in-depth interview terhadap
sejumlah informan dan pembuatan eatatan terhadap peristiwa-peristiwa di lapangan
serta penelusuran dokumen terkait.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat responsivitas aparatur dalam
menyerap aspirasi dan partisipasi masyarakat masih rendah. Perangkat kebijakan dan
kelembagaan pemerintahan kurang respon terhadap keluhan masyarakat. Hal ini
berawan dari kultur birorkasi yang masih kuat yang menempatkan dirinyas sebagai
pangreh praja ketimbang sebagai pamong praja. Hubungan komunikasipun dibuat
bersifat satu arah dan formalistik seperti lewat media Musrenbang, peringatan hari
besar Islam, dan kegiatan sosial lainnya. Dari dimensi responbilitas juga terlihat
masih rendah terlihat dari banyaknya keluhan dan kritik baik dari masyarakat maupun
DPRD terhadap kompetensi dan kinerja aparatur pemerintahan. Hal ini bermula dari
proses rekruitmen yang kurang jelas serta proses pembinaan melalui reward and
punishment yang tidak tegas. Demikian juga dengan dirnensi akuntabilitas terlihat
masih rendah dengan terjadinya opini disclaimer sampai tiga tahun berturut-turut dari
BPK, serta besarnya sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) setiap tahun menunjukan
bahwa pertanggungjawaban kinerja aparatur terhadap publik masih rendah.
Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa, upaya pemekaran daerah yang
dilakukan dengan semata kepentingan politik, mengabaikan kondisi objektif,
persiapan yang kurang matang serta ketersediaan . minimal infrastruktur perkantoran
dan SDM pada akhirnya akan akan merugikan masyarakat serta mengorbankan
kualitas pelayanan publik, khususnya di bidang infrastruktur. Oleh karena itu, konsep
yang dikemukakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi suatu daerah
pemekaran adalah adanya persiapan matang bagi reneana daerah pemekaran dari
aspek wilayah, infrastruktur sarana prasarana perkatantoran serta SDM yang
memadai. Selanjutnya, pemekaran suatu daerah otonom barn harns juga
mempertimbangkan aspek waktu, takaran serta situasi yang tepat. -
Tidak tersedia versi lain
-
Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.