Detail Cantuman

Image of FILSAFAT ILMU

Text  

FILSAFAT ILMU


Pengertian Filsafat :
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”, Philos aratinya suka, cinta atau kecenderungan ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    1058110581 100 Mus FJatinangor (filsafat)Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Kedokteran Gigi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    100 Mus F
    Penerbit Pustaka Pelajar : .,
    Deskripsi Fisik
    xii, 180 hlm, 14 x 21 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    979-9289-48-3
    Klasifikasi
    filsafat
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Pengertian Filsafat :
    Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”, Philos aratinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Shopia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan.
    Definisi Filsafat:[berdasarkan watak dan fungsinya]


    Sekumpulan sikap kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis
    Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi
    Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam
    Analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logosentrisme
    Sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
    Ciri berfikir kefilsafatan:



    Radikal: artinya sampai keakar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan
    Universal: artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jaspers terletak pada aspek keumumannya.
    Konseptual;p artinya merupakan hasil generalisasi dan abstarksi pengalaman manusia. Misalnya: apakah kebebasan itu ?
    Koheren dan Konsisten [runtut]: Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
    Sitematik: artinya pendapat merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
    Komprehensif; artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
    Bebas : artinya samapai batas-batas yang luas, pemikiran kefilsafatan boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, histories, cultural, bahkan religius.
    Bertanggungjawab : artinya seorang orang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
    Delapan hal penting yang mempengaruhi struktur pikiran manusia, yaitu:
    1. Mengamati [observes]
    2. Menyelidiki [inquires]
    3. Percaya [believes]
    4. Hasrta [desires]
    5. Maksud [intends]
    6. Mengatur [organizes]
    7. Menyesuaikan [adapts]
    8. Menikmati [enjoys]

    Ciri Pengenal Pengetahuan ilmiah

    Berlaku Umum: artinya jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu ahal itu layak atau tidak layak, tergantung pada factor-faktor subyektif
    Mempunyai kedudukan mandiri [otonomi]: artinya meskipun factor-faktor di luar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan agar tidak menghentikan pengembangan ilmu secara mandiri
    Mempunyai dasar pembenaran: artinya cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang sebesar mungkin
    Sistematik : artinya ada system dalam susunan pengetahuan dan dalam cara memperolehnya
    Intersubyektif: artinya kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah didasarkan atas institusi-institusi serta pemahaman-pemahaman secara subyektif, melainkan dijamin oleh sistemnya sendiri.
    Prasyarat yang harus dimiliki seorang ilmuwan:

    Prosedur ilmiah yang harus ditempuh agar hasil kerja ilmiah itu diakui oleh para ilmuwab lainnya
    Metode ilmiah yang harus dipergunakan, sehingga kesimpulan atau hasil temuan ilmiah itu bisa diterima oleh para ilmuwan, terutama bidang ilmu sejenis.
    diakui secara akademis karena gelar atau pendidikan formal yang ditempuhnya.
    Ilmuwan yang baik juga harus mempunyai rasa ingin tahu [curiosity]
    Pengertian Filsafat Ilmu:

    Robert Ackermann: Filsafat Ilmu adalah sebuah tinjaun kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan
    Lewis White Beck: Filsafat Ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikian ilmiah, sera mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan
    Cormnelius Benyamin : Filsafat Ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan praangapan-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan intelektual
    May Brodbeck: Filsafat Ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
    Tujuan Filsafat Ilmu :

    Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang-orang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmu yang digelutinya, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistic. Solipsistik adalah pola sikap yang mengganggap dirinya paling benar
    Usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metiode keilmuan.
    Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Oleh karenannya setiap metode keilmuan yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan
    Implikasi:

    Bagi seorang-orang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu. Baik ilmu alam maupun ilmu sosial, sehingga antar ilmu dapat saling menyapa.
    Menyadarkan seorang-orang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara-gading”. Yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengkaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi