Detail Cantuman

Image of KEPEMILIKAN MEDIA DAN IDEOLOGI PEMBERITAAN (Kajian Ekonomi Politik Komunikasi Terhadap Kepemilikan Media Dan Wacana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Surat Kabar Harian Waspada Dan Sinar Indonesia Baru)

 

KEPEMILIKAN MEDIA DAN IDEOLOGI PEMBERITAAN (Kajian Ekonomi Politik Komunikasi Terhadap Kepemilikan Media Dan Wacana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Surat Kabar Harian Waspada Dan Sinar Indonesia Baru)


ABSTRAK
Kepemilikan Media Dan Ideologi Pemberitaan
(Kajian Ekonomi Politik ,Komunikasi Terhadap Kepemilikan Media Dan
Wacana ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01001130100123302.2 Riz k/R.17.118Perpustakaan Pusat (REF.17.118)Tersedia
  • Perpustakaan
    Perpustakaan Pusat
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    302.2 Riz k/R.17.118
    Penerbit Program Pascasarjana Unpad : Bandung.,
    Deskripsi Fisik
    xvii,;109 hlm,;29 cm
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    302.2 Riz k
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • ABSTRAK
    Kepemilikan Media Dan Ideologi Pemberitaan
    (Kajian Ekonomi Politik ,Komunikasi Terhadap Kepemilikan Media Dan
    Wacana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Surat Kabar Harlan Waspada
    dan Sinar Indonesia Baru)
    Salah satu wacana yang kontrovcrsial di surat kabar adalah pembentukan Provinsi Tapanuli. Tarik-menarik kepentingan antara kubu yang pro pembentukan dan kubu yang kontra tampil dalam teks berita. Untuk menjelaskan persoalan tersebut digunakan pendekatan kritis rnelalui teori ekonomi politik komunikasi Vincent Mosco, analisis wacana kritis Fairclough dan semiotika versi Roland Barthes sebagai pisau analisis terhadap teks dan konteks pemberitaan di surat kabar
    Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ideologi yang mendasar antara Waspada dengan Sinar Indonesia Baru (SIB) yang mendasari penolakan dan dukungannya tcrhadap pembentukan Provinsi Tapanuli. Waspada merepresentasikan: (a) Pembentukan Protap dipaksakan; (b) endukung Protap sebagai pelaku tindak kekerasan; (c) kecurigaan terhadap keterlibatan elite politik; dan (d) keraguan terhadap proses demokrasi dan hukum. Sedangkan SIB merepresentasikan: (a) Pembentukan Protap dibutuhkan masyarakat (a) pedukung Protap pejuang; (c) simpati elite politik; dan (d) ketidakadilan proses demokrasi dan hukum. Waspada dan SIB menggunakan institusi medianya untuk menyuarakan kepentingan politik pemiliknya. Keyakinan agama pemilik media mempengaruhi pandangan kedua media. Kekuasaan ekonomi dan politik pemilik media menentukan arah pemberitaan. Secara politik, pemilik media menggunakan kekuatannya untuk membentuk wacana dan menjalin kerjasama dengan partai politik. Waspada bekerjasama dengan Golkar, sedangkan SIB bekerjasama dengan PPRN serta PDS dan PKDI. Secara ekonomi, pemilik media menggunakan kekuatan modalnya untuk membiayai operasional media untuk meningkatkan oplah dan menjaring pengiklan.
    Penelitian ini membcrikan rekomendasi, diantaranya: (a) Sebagai sarana informasi publik, seharusnya media berupaya memberikan informasi yang akurat dan tidak memihak kepentingan golongan tertentu; (b) Media harus memberikan akses yang sama bagi semua pihak untuk menyuarakan kebutuhannya serta memberikan porsi liputan yang berimbang terhadap semua pihak; (c) Kaiak kepentingan ideologis dalam pemberitaan .sebisa mungkin tidak dimunculkan karena akan menimbulkan distorsi claim pemberitaan.
    V
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi