Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

T69-Pengaruh Budaya Organisasi Instalasi Farmasi Terhadap Kualitas Pelayanan Dalam Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Swasta Cikampek (Andi Nurzakiah Amal; Rizky Abdullah, Ph.D; Dr. Tiana Milanda, M.Si; Dra. Emma Surachman, M.Si)


Ketersediaan obat, waktu tunggu yang lama dan sikap petugas dalam pelayanan resep seringkali menimbulkan ketidakpuasan pasien pada pelayanan farmasi, ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    FFUP20170176T69Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    T69
    Penerbit Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran : Jatinangor.,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    T69
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek
    -
    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Ketersediaan obat, waktu tunggu yang lama dan sikap petugas dalam pelayanan resep seringkali menimbulkan ketidakpuasan pasien pada pelayanan farmasi, sehingga dibutuhkan kajian tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektif tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan terutama di instalasi farmasi agar dapat memberi manfaat pada peningkatan kualitas pelayanan yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
    Terdapat empat variabel dalam penelitian ini, yaitu satu variabel independen (Budaya Organisasi) dan tiga variabel dependen (Kualitas Pelayanan, Kepercayaan Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan). Instrumen yang digunakan pada variabel Budaya Organisasi yaitu mengukur hubungan interpersonal antara anggota organisasi dan pemahaman tugas organisasi. Kualitas Pelayanan menggunakan metode model 5Q, merupakan alat yang dianggap kuat untuk mengukur kepuasan pasien mengenai kualitas layanan. Kepercayaan Pelanggan dalam setting medis pada umumnya dikonseptualkan dalam 5 dimensi, yaitu; Fidelity, Competence, Honesty, Confidential dan Global trust sedangkan Kepuasan Pelanggan menggunakan metode SERVQUAL untuk mengukur sikap umum keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan pasien. Pengukuran tingkat persetujuan menggunakan skala yang dikembangkan dari skala Likert yang merupakan skala interval.
    Karyawan instalasi farmasi dan pelanggan instalasi farmasi rumah sakit swasta di Cikampek masing-masing sebanyak 100 orang menjadi partisipan dalam studi ini, dengan menggunakan teknik partial least square untuk menguji hubungan hipotesis. Hasil studi menunjukkan bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan (nilai t-statistik 5,22 > t tabel 1,96) , Kualitas Pelayanan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan Kepercayaan Pelanggan (nilai t-statistik 13,25 > t tabel 1,96). Kualitas Pelayanan memberikan pengaruh positif pada peningkatan Kepuasan Pelanggan (nilai t-statistik 6,43 > t tabel 1,96) dan Kepercayaan Pelanggan memberikan pengaruh positif pada peningkatan Kepuasan Pelanggan (nilai t-statistik 4,17 > t tabel 1,96). Berdasarkan nilai Original Sample maka diperoleh nilai tertinggi yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan adalah Kualitas Pelayanan yaitu sebesar 0,48. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan mempunyai pengaruh lebih tinggi terhadap Kepuasan Pelanggan dari pada pengaruh antara Kepercayaan Pelanggan terhadap Kepuasan Pelanggan (0,36), hal ini karena kinerja layanan yang diberikan oleh rumah sakit swasta di Cikampek secara umum dapat memenuhi harapan pasien baik dari segi kualitas proses layanan, kualitas objek, kualitas infrastruktur, kualitas interaksi serta kualitas suasana.
    Kata Kunci : budaya organisasi, kualitas pelayanan, kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi