Detail Cantuman

No image available for this title

Text  

D03- Etnofarmakognosi Daun Jawer Kotok Plectranthus scutellaroides (L.) R.Br. Sebagai Anti Radang Komunitas Tatar Sunda


Telah dilakukan survey etnofarmakognosi tumbuhan anti-inflamasi yang digunakan komunitas Tatar Sunda dengan teknik wawancara berdasarkan metode ...

  • CodeCallNoLokasiKetersediaan
    01021100100001Tersedia
  • Perpustakaan
    Fakultas Farmasi
    Judul Seri
    -
    No. Panggil
    3
    Penerbit Program Pascasarjana UNPAD : .,
    Deskripsi Fisik
    -
    Bahasa
    Indonesia
    ISBN/ISSN
    -
    Klasifikasi
    3
    Tipe Isi
    -
    Tipe Media
    -
    Tipe Pembawa
    -
    Edisi
    -
    Subyek

    Info Detil Spesifik
    -
    Pernyataan Tanggungjawab
  • Telah dilakukan survey etnofarmakognosi tumbuhan anti-inflamasi yang digunakan komunitas Tatar Sunda dengan teknik wawancara berdasarkan metode Participatory Rural Appraisal. Jumlah responden yang diwawancara dipilih 100 orang, tanpa memperhatikan gender, tetapi berusia di atas 50 tahun. Hasil survey mendapatkan 68 jenis tumbuhan,Diantaranya Jawer Kotok (Plectranthus Scutellroides (L.)R.Br.).Pengujian Aktivitas anti -Inflamasi pada hewan percobaan tikus putih jantan (Ratus Norwegicus)galur Wistar, dengan metode induksi inflamasi oleh Karagenan menunjukkan bahwa daun jawer kotok mempunyai aktivitas menghambat radang pengujian anti -inflamasi dilakukan terhadap ekstrak etanol ,dan fraksi-fraksi nheksan ,etil-asetat,serta fraksi air menunjukan aktivitas tertinggi dibanding fraksi-fraksi lain.Pemisahan senyawa kimia dalam fraksi air dilakukan dengan kromotografi kolom dipercepat dan kromotografi lapis tipis.isolasi dengan kromotografi lapis tipis preparatif menghasilkan senyawa FP-1 yang amorf dan berwarna kuning. Analisis spektrofotometri ultraviolet,imframerah,dan 1H-RMI serta 13C-RMI menunjukan bahwa senyawa FP-1 adalah kuersetin.dalam minyak atsiri teridentifikasi 49 komponen dengan metode kromotografi Gas-Spektrometri Massa. Kandungan komponen minyak atsiri kadar tertinggi teridentifikasi sebagai fitol diikuti germakren.
    Senyawa -senyawa yang teridentifikasi bukan senyawa-senyawa baru,namun sebelumnya belum pernah dilaporkan keberadaanya dalam daun jawer kotok. Hasil penelitian membenarkan hipotesis bahwa pengetahuan etnofarmakognosi dapat menjadi dasar bagi pengembangan sediaan farmasetika herbal dan penemuan obat baru.
  • Tidak tersedia versi lain

  • Silakan login dahulu untuk melihat atau memberi komentar.


Informasi